Selasa, 07 November 2017

Latihan Soal Uji Kompetensi 2 Kelas 7

I.      PILIHAN  GANDA (Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar Skor maksimal 20)


1.     Lingkungan pertama dan utama yang menjadikan seseorang tumbuh dan berkembang adalah..
a.     Masyarakat                                                      
b.    Keluarga
c.     Lingkungan                                                      
d.    Sekolah

2.     Proses tercapainya kepribadian seorang manusia justru dimulai dari keluarga, ingin menegaskan bahwa keluarga adalah sebagai tempat…
a.    Memanusiakan manusia atau pembentukkan manusia
b.    Tempat berkumpulnya anggota keluarga
c.     Saling kontak erat satu sama lain
d.    Saling membantu untuk memperkembangkan kepribadian masing-masing

3.     Kebahagiaan adalah tujuan berkeluarga, yang hanya tercipta bila dalam keluarga ada suasana, kecuali….
a.    saling mengerti antar individu yang mempunyai keunikan masing-masing
b.    redah hati dan mau mengakui keadaan sesuai dengan kenyataan
c.    saling terbuka, saling menghormati dan setia satu sama lain
d.    mewujudkan dalam keluarga kesejahteraan hidup yang berkecukupan

4.     Sebagai anak, kita dapat memperlihatkan peran aktif sebagai anggota keluarga dengan berbagai macam bentuk misalnya, kecuali…
a.     memperbanyak aktivitas diluar rumah
b.    membantu menjaga kebersihan rumah
c.     mengurus pakaian sendiri
d.    mencintai seluruh anggota keluarga khususnya orang tua

5.   Cinta kepada orang tua dapat ditunjukkan dengan berbagai cara antara lain…
a.   aktif dengan berbagai kegiatan sekolah
b.   hormat terhadap orang tua
c.   berusaha untuk betah tinggal dirumah
d.   rajin belajar dan memperoleh nilai yang baik

6.      Keluarga zaman moderen sering menghadapi berbagai macam tantangan yaitu, kecuali..
a.     kurang adanya komunikasi antar anggota keluarga
b.    banyaknya aktivitas dari setiap anggota keluarga
c.     kesempatan bertemu anggota keluarga yang sangat kurang
d.    suasana keluarga yang aman, nyaman dan tentram

7.      Sikap yang sehat dalam menghadapi suka dan duka dalam hidup keluarga adalah,..
a.   Menghidari duka dan mengejar suka      
b.   Menghadapi dan menerima suka duka
c.   Menghindari suka dan duka                   
d.   Menerima hidup yang indah saja

8.     Yesus memperlihatkan sikap hormat dan penghargaan yang luhur kepada orang tuaNya dengan cara…
a.    berupaya memperdalam pengetahuan agamanya dengan ahli-ahli Taurat dan Orang Farisi
b.    memperlihatkan keinginannya untuk menjadi anak yang beguna hanya bagi keluarganya
c.    sebelum wafat, Yesus menitipkan ibuNya kepada murid-muridNya
d.    saling membantu memperkembangkan kepribadiaan ibuNya dan Para Rasul

9.     Dalam Efesus 6:3 sikap hormat terhadap orang tua yang ingin dipertegas oleh Paulus adalah dengan…
a.     mengajak setiap orang untuk selalu mendengarkan nasehat dan didikan orang tua
b.    membahagiakan orang tua dengan meneruskan cita-cita mereka yang luhur
c.     membantu memperkembangkan kepribadian anggota keluarga masing-masing
d.    mewujudkan ikatan keluarga yang damai, sejahtera dan bahagia

10.  Yang tidak ingin ditegaskan dalam Kitab Keluaran 20:12 mengenai hormat kepada orang tua dikaitkan dengan panjang umur dan tanah yang dijanjikan Tuhan adalah…
a.     orang tua bukanlah wakil Allah dudunia ini
b.    orang yang mengasihi Allah akan memperoleh berkat dari Allah
c.    menghormati orang tua sama artinya dengan mengasihi Allah
d.    berkat yang diberikan Allah adalah panjang umur dan perlindungan ditanah yang dijanjikan

11.  Menciptakan suasana keluarga yang aman, nyaman dan tenteram bahagia adalah tanggung jawab dari…
a.    Orang tua                                                         
      c.  Masyarakat
b.  Semua nggota keluarga                         
c.   Warga Gereja

12.  Situasi yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan keoribadiaan kita dalam berelasi adalah, kecuali…
a.   Indah
b.  Sejahtera
c.   Harmoni                                                      
d.  Damai

13.  Keselarasan yang membangkitkan tantangan bagi seseorang untuk menemukan diri sendiri secara unik dalam berkreasi serta memberi ruang gerak bagi kebebasan adalah pengertian dari…
a.   Harmoni                                           
b.  Nyaman
c.   Indah
d.  Damai

14. Kerjasama akan berjalan dengan baik dan lancar apabila setiap orang berusaha memahami
      keinginan orang lain dan…
a.   Tidak saling pengertian antar pribadi       
b.  Tidak peduli satu sama lain                                
c.   ketidakjujuran dan egoisme  
d.  tidak memaksakan kehendaknya sendiri

15.   “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian
      juga kepada mereka” adalah yang sebaiknya dilakukan setiap orang dalam kehidupan  
      bersama, hal tersebut diungkapkan dalam Injil…
      a. Matius 7: 12                                           
      c. Lukas 7: 11
      b. Markus 15: 21                                        
      d. Yohanes 19:26

16. Anggota Keluarga Kudus Nazareth adalah,...
a.   Yohanes, Elisabet dan Zakaria               
b.  Yesus, Maria dan Yusuf
c.   Maria, Elisabet dan Yohanes                  
d.  Maria, Martha dan Elisabeth

17. Mendidik anak secara Katolik adalah janji pria dan wanita pada saat,...
a.   Anak-anak mereka dilahirkan                  
b.  Anak-anak mulai masuk sekolah
c.   Menerimakan Sakramen Perkawinan        
d.  Mulai mengenal dan mengikat janji

18. Saat Yesus berusia 12 tahun, ia bersama kedua orangtuanya Maria dan Yusuf pergi ke
      Yerusalem untuk keperluan,...
a.   Merayakan Paskah                                 
b.  Memperingati Pentakosta
c.   Mengikuti Sensus penduduk                   
d.  Merayakan Pesta Pondok Daun

19. Yesus pernah hilang saat usia 12 Tahun, ketika Maria dan Yusuf menemukanNya di Bait Allah
       Yesus sedang bertanya jawab dengan,...
a.   Sesama peziarah                       
b.  Teman-temanNya
c.   Elzabet dan Yohanes                             
d.  Tokoh Alim Ulama

20. Hormatilah ayahmu dan ibumu, dalam 10 Perintah Allah merupakan perintah ke,....
a.   2 (kedua)                                               
b.  4 (empat)
c.   3. (ketiga)                                              
d.  5 (lima)

II.    Isian (Isilah titik-titik dibawah ini dengan tepat dan benar Skor Maksimal 20)


1.         Melalui peran anggota keluarga kita mendapatkan banyak hal yang kita butuhkan untuk hidup yaitu :
a)     …………………                                           c)....……………………
b)    …………………                                           d)....……………………

2.   Kebahagiaan adalah tujuan hidup berkeluarga, kebahagiaan itu dapat tercapai apabila dalam keluarga ada suasana:
a)     ...................................................
b)    ...................................................
c)     ...................................................
d)    ...................................................

3.   Tantangan yang sering dihadapi keluarga zaman moderen antara lain:
a)   ........................................                            c) ...................................
b)   ........................................                            d) ....................................

4.   Kaitan antara hormat kepada orang tua dengan panjang umur dan tanah yang dijanjikan Tuhan menurut Kitab Keluaran 20:12 adalah,
a)       ..................................................                   c) .........................................
b)       ..................................................                   d) ........................................

5.   Di sekolah terdapat orang yang bekerja keras agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan baik, Tuliskan dengan singkat peran mereka masing-masing di Sekolah
a)     Kepala Sekolah,...........................................................................................................
b)    Guru,............................................................................................................................
c)     Karyawan tata Usaha.....................................................................................................
d)    Karyawan Kebersihan,....................................................................................................
e)     Teman-teman,................................................................................................................




Catatan Agama Katolik Semester Genap Kelas IX

Pelajaran 10
Menjunjung Tinggi Martabat Manusia

·         Begitu banyak pristiwa di dalam masyarakat yang menunjukkan adanya tindakan yang tidak menghargai martabat luhur manusia. Bertindak semena-mena terhadap orang lain, menjadikan orang lain sebagai budak yang harus selalu mengikuti kemauan kita, menggaji para pegawai/buruh dengan upah yang sangat rendah, pelecehan terhadap jenis kelamin lain, menganiaya orang lain, dsb. Merupakan contoh-contoh tindakan yang merendahkan martabat luhur manusia.
·         Kisah para wanita yang mengalami tindak kekerasan dan penganiayaan sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) hanyalah salah satu pristiwa di antara begitu banyak peristiwa lain yang menunjukkan adanya perendahan terhadap martabat luhur manusia. Dari berita-berita yang ada, kita mengetahui bahwa tindakan yang merendahkan martabat luhur manusia antara lain membuat penderitaan yang luar biasa bagi orang yang mengalami maupun keluarganya . Bahkan penderitaan yang dialami ternyata dirasakan sepanjang hidup, baik dalam hal fisik maupun kejiwaan.
Salah satu peneybab utama dari tindakan yang merendahkan martabat manusia adalah tiadanya etika hidup, menganggap kedudukan orang lain lebih rendah dari diri kita. Orang lain tidak diperlakukan sebagai manusia tetapi sebagai barang. Orang lain tidak diperlakukan sebagai citra Allah.
·         Menurut kisah Luk 19: 1-10, Zakheus dikenal sebagai pemungut cukai. Pekerjaan ini dalam masyarakat Yahudi termasuk pekerjaan yang “Basah” tetapi jahat. Pemungut cukai dianggap kolaborator atau kerjasama dengan penjajah Romawi yang suka memeras rakyat. Dengan pekerjaan ini orang bisa memperoleh kekayaan yang dapat menjamin kehidupannya setiap hari. Zakheus pun sebagai pemungut cukai juga dikenal kaya. Namun karena pekerjaannya itu ia diapndang sebagai orang yang berdosa oleh orang banyak.
·         Berbeda dengan masyarakat lain atau orang banyak yang memandang kehidupan Zakheus sebagai pendosa dan patut dijauhi, Yesus menerima Zakheus apa adanya dan menghargai dia. Yesus  tidak menolak Zakheus. Yesus bahkan bersedia makan di rumah Zakheus. Tindakan Yesus ini membawa suka cita bagi Zakheus.
·         Penerimaan Yesus yang menghargai Zakheus apa adanya mendorong Zakheus berbuat kebaikan, seperti ia katakana kepada Yesus “Tuhan setengah dari miliku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan kepadanya”
·         Tindakan Yesus kepada Zakheus menjadi contoh konkret bagaimana seharusnya perlakuan manusia terhadap manusia lain. Sekalipun dipandang sebagai orang yang rendah, berdosa karena memiliki pekerjaan sebagai pemungut cukai (pajak), namun Yesus tetap memperlakukan Zakheus sebagaimana mestinya. Zakheus tidak direndahkan tetapi dihargai martabatnya.
·         Banya tokoh pada zaman ini yang mengikuti jejak Yesus untuk memperjuangkan martabat luhur manusia. Mahatma Gandhi, Ibu Theresa, Rm. Mangunwijaya adalah tokoh-tokoh yang kita kenal karena perjuangan mereka untuk tetap menempatkan manusia sesuai dengan marabatnya.
·         Dari tindakan Yesus dan tindakan orang-orang yang ikut memperjuangkan keluhuran martabat manusia, kita dapat menemukan bahwa bagaimanapun juga, sebagai citra Allah, manusia harus dihargai tanpa kecuali. Segala sesuatu di dunia ini harus diarahkan kepada manusia sebagai pusat dan puncaknya. Manusia tidak dapat diperlakukan sebagia objek untuk mencapai tujuan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Inilah sikap dasar yang penting untuk pengembangan martabat manusia.
Pelajaran 11
Membela Kehidupan

·         Pada situasi sekarang ini semakin banyak tindakan yang mencerminkan sikap tidak menghormati kehidupan seperti halnya yang terjadi dalam kisah tadi.
·         Selain perbuatan semena-mena terhadap anak, terjadi juga kekerasan, penculikan, pembunuhan, kesembronoan dalam berlalu lintas, pengendara dan pemakaian narkoba dan tindakan –tindakan lain yang membahayakan dan mengancam hidup orang lain maupun hidup orang itu sendiri.

·         Dalam teks Markus 12: 28-34, Yesus menyampaikan hukum utama yakni Hukum Kasih yang menjadi dasar sikap yang dituntut Yesus pada para murid-Nya. Dengan hukum kasih tersebut para murid dipanggil untuk melindungi dan membela kehidupan. Menurut Yesus, kehidupan kita seharusnya didasarkan pada kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama kita.
·         Bagi Yesus tidaklah cukup kasih kita kepada Allah hanya ditunjukkan dalam ungkapan iman dengan doa dan kurban. Kasih kepada Allah seharusnya secara konkret terwujud dalam tindakan kasih kepada sesama.
·         Apa yang disampaikan Yesus dalam Markus 12: 28-34 memberi makna lebih mendalam dari firman kelima dalam Dasa Firman, yakni “jangan membunuh”. Dalam firman kelima terkandung tuntutan untuk membela kehidupan dengan tidak saling mengancam  hidup orang lain dan tidak membunuhnya, melainkan dengan  bertindak berdasarkan kasih kepada siapa pun juga sehingga setiap orang dapat hidup sebagaimana mestinya. Orang lain harus kita perlakukan sebagai sesama kita.
·         Membela kehidupan secara lebih konkret dalam dapat dilakukan dengan berusaha menjalani hidup sebaik-baiknya. Ketika kita sakit, kita berusaha memperoleh kesembuhan dengan pengobatan dan perawatan. Ketika sedang mengendarai kendaraan, kita tidak berlaku semberono yang membahayakan keselamatan orang lain, tetapi berhati-hati dengan mengikuti peraturan yang ada. Ketika ada orang lain yang mengalami kesulitan, kita terbuka membantunya. Dengan cara-cara tersebut kita membela kehidupan seturut  semangat Yesus dan firman kelima.
Catatan:
Aborsi dan bentuk pembunuhan lainnya dilarang oleh Gereja, karena hanya Allah yang berhak mencabut nyawa manusia.
Euthanasia: Seorang dokter atas rasa belaskasihan atau permintaan pasien sendiri mempersingkat hidup pasien( kebanyakan dengan cara suntik mati).

Pelajaran 12
Memelihara dan Memperjuangkan Kehidupan Secara Sehat

·         Maraknya konsultasi kesehatan yang dilakukan oleh banyak orang menunjukan adanya upaya terus menerus untuk mengusahakan hidup sehat. Dari konsultasi tadi kita dapat melihat bahwa umumnya gambaran yang ada dalam masyarakat mengenai kesehatan lebih soal jasmani atau badan. Namun sebenarnya kesehatan juga menyangkut hal rohani.
·         Selain narkoba kita menemukah bahwa drugs juga dimasukkan sebagai hal yang dapat merusak hidup sehat. Selain itu pola makan yang kita jalani, makanan yang serba instan, kebiasaan merokok, pornografi, pembentukan geng, dst. Merupakan contoh-contoh yang dapat merusak hidup sehat. Hal-hal tersebut dapat merusak bukan hanya bagi hidup perseorangan tetapi juga hidup bersama.
·         Berani menyatakan “tidak” merupakan salah satu resep agar kita dapat hidup sehat. Terhadap tawaran untuk menggunakan narkoba, minuman-minuman keras, pornografi melalui blue film, kita hendaknya berani  menolaknya. Selain itu kita juga perlu mengembangkan macam-macam hal dalam hidup kita dengan memperhatikan secara seimbang baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Olah raga, makanan yang cukup dan bergizi, hidup secara teratur dan istirahat yang cukup menjadi bagian dari usaha memelihara kesehatan fisik. Sedangkan untuk dapat sehat secara rohani, kita dapat mengusahakan dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain melalui pergaulan kita, belajar mengendalikan nafsu dan emosi, menambah wawasan dengan bacaan-bacaan positif, menjalankan kebiasaan untuk berdoa, dst.
·         Hidup menurut daging menurut Paulus adalah hidup yang mengikuti hawa nafsu yakni hidup yang ditandai oleh usaha sebanyak mungkin memenuhi kebutuhan jasmani/badan saja.
·         Ciri-ciri hidup menurut daging menurut Paulus adalah: Percabulan, kecemaran, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dsb. (Gal 5: 20)
·         Hidup menurut Roh menurut Paulus adalah hidup yang lebih mengutamakan hidup rohani. Bukan terutama mengikuti keinginan jasmani. Paulus menyebutnya dengan istilah hidup di dalam terang.
·         Ciri-ciri hidup menurut Roh menurut Paulus adalah : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Ga; 5: 22-23)
·         Setiap orang beriman menurut Paulus seharusnya berani memperjuangkan kehidupan yang mengandalkan peranan ROH dan bukan sebaliknya hidup menurut daging. Hidup yang sehat bukan hanya dari segi jasmani melainkan juga dari segi rohani. Menurut iman kristiani, kesehatan bukan hanya jasmani apalagi dengan pendewaan badan, melainkan juga dalam hal batiniah.
·         Dalam Katekismus Gereja Universal artikel 2288 dan 2289 : Tentang kehidupan dan kesehatan:
1.       Kehidupan dan kesehatan merupakan hal-hal yang bernilai, yang dipercayakan Tuhan kepada  kita. Kita harus merawatnya dengan dengan cara yang bijaksana dan bersama itu juga memperlihatkan kebutuhan orang lain dan kesejahteraan umum.
2.       Hidup sehat diusahakan dengan cara menciptakan situasi hidup, dimana manusia dapat mengembangkan diri dan menjadi matang dengan pangan dan sandang, perumahan, pelayanan kesehatan, pendidikan dasar, lapangan kerja dan bantuan sosial yang memadai. Dengan kata lain seluruh dimensi hidup baik itu fisik, mental, maupun spiritual manusia hendaknya dipenuhi secara seimbang sehingga memiliki hidup yang sehat.

Pelajaran 13
Menjaga dan Melestarikan Lingkungan Hidup

·         Kerusakan lingkungan hidup terjadi dimana-mana. Kerusakan itu membawa akibat yang mengancam hidup manusia: kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, keselamatan, dsb. Kerusakan alam lingkungan perlu segera ditangani. Penanganan seharusnya tidak perlu menunggu bantuan dari luar, melainkan dapat muncul justru dari inisiatif kita sendiri.
·         Di lingkugan kita sekarang ini, perusakan dan pencemaran alam lingkungan terjadi dalam bentuk: pembabatan hutan untuk industri kayu atau pemukiman yang tidak bertanggung jawab, pembuangan sampah dan limbah yang sembarangan, pembunuhan binatang untuk bahan pakaian dari kulit binatang, dsb. Perusakan ini memperlihatkan adanya tindakan yang keliru dalam sikap kita terhadap alam ciptaan. Dengan kata lain, kerusakan alam lingkungan hidup pada umumnya disebabkan oleh ulah manusia sendiri.
·         Allah adalah Pencita seluruh alam semeta. Dia mengubah kekacauan/ ketidakteraturan menjadi kehidupan yang teratur.
·         Alam semesta dengan segala isinya diciptakan oleh Allah dalam keadaan baik. Manusia menjadi puncak karya ciptaan-NYa. Ia diciptakan seturut gambar dan rupa Allah sendiri dan memperoleh kehidupan dari hembusan Roh Allah sendiri. Manusia mendapat kepercayaan dari Tuhan untuk menjadi wakil-Nya di bumi, menjadi penjaga, pemelihara dan pengelola dunia ciptaan supaya semuanya tetap dalam keadaan baik dan berkembang kearah kebaikan sebagaimana direncanakan oleh Allah sejak semula.
·         Dalam kenyataannya, manusia sering kali menyalahgunakan kepercayaan yang diterimanya untuk kepentingannya sendiri. Ia bukan merawat ciptaan melainkan merusaknya. Ia memandang alam hanya sebagi objek untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari manusia mau memanfaatkan alam, tetapi mengabaikan usaha untuk memeliharanya. Manusia mengabaikan tugasnya untuk mengelola  alam ciptaan dengan baik. Manusia bertindak seakan-akan ia adalah pencipta, yang mempunyai kekuasaan mutlak terhadap ciptaan lain.



·         Manusia harus kembali kepada panggilannya, yaitu mengembangkan dan mengarahkan ciptaan kepada kesempurnaan. Untuk itu manusia zaman sekarang dapat belajar dari Fransiskus dari Asisi yang menunjukan bagaimana sikap yang tepat terhadap lingkungan hidup. Fransiskus mengalami perjumpaanya dengan Allah melalui ciptaan, bagi dia, Allah telah menganugerahkan segala sesuatu untuk digunakan dan dimanfaatkan, tetapi dengan sikap tahu batas. Ia memberi contoh, ketika saudara-saudaranya pergi mencari kayu bakar, diingatkan agar mereka tidak menebang seluruh pohon, melainkan menyisakan tunggalnya agar pohon itu masih dapat tumbuh lagi. Seluruh alam ciptaan/ lingkungan hidup menjadi tempat memuji Allah. Ciptaan juga menjadi jembatan bagi manusia untuk bersyukur atas karya Allah, Sang Pencipta.

Pelajaran 14
Menghargai dan Mewujudkan Kejujuran

·         Ketidakjujuran akan membawa banyak akibat buruk, antara lain: hubungan baik menjadi rusak, timbulnya rasa marah, perasaan tidak tenteram, selalu khawatir, dsb.
·         Jika kita bertindak jujur, kita akan menjadi tenang, gembira, dan puas. Kejujuran yang kita lakukan menciptakan kepercayaan pada diri kita sendiri dan kepercayaan pada diri kita sendiri dan kepercayaan orang lain kepada kita. Hubungan yang baik dapat terjadi karena kejujuran.
·         Ananias melakukan tindakan tidak jujur dengan harta miliknya. Ia menahan sebagian dari miliknya untuk kepentingannya sendiri.
·         Ketidakjujuran Ananias dan istrinya membawa akibat yang sangat fatal, yaitu kematian. Dari kisah tersebut, kita dapat belajar bahwa ketidakjujuran bukan hanya mendustai diri sendiri dan orang lain, tetap juga mendustai Allah (lih. Kis 5: 4). Sikap tidak jujur merusak hubungan dengan orang lain dan dengan Allah. Orang yang tidak jujur berarti telah dirasuki oleh iblis. Ia tidak melakukan kehendak Allah, melainkan kemauan iblis.
·         Tindakan Ananias dan Safirah yang dikisahkan dalam teks Kis 5: 1-11 merupakan contoh konkret orang yang mudah mengikuti bujukan setan sehingga mereka sepakat berbuat tidak jujur. Dusta Ananias dan Safira menyangkut Roh Allah sendiri atau menghujat Roh Allah. Tindakan mendustai Allah ini tidak terampuni. Orang tersebut menjadi tidak berpengharapan lagi, Ia menjadi manusia yang mati.
·         Tuntutan untuk hidup dalam kebenaran juga disampaikan Yesus. Di dalam Khotbah di bukit, Yesus menuntut para murid-Nya untuk senantiasa berani bertindak jujur, “jika ya, hendaklah kamu katakana ya, jika tidak kamu katakana tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Mat 5: 37). Yesus menuntut setiap orang untuk setia dan bertindak jujur. Yesus sendiri memberi teladan dalam bertindak jujur dengan senantiasa menyatakan kebenaran. Bahkan seluruh hidup Yesus adalah pernyataan kebenaran. Bertindak jujur berarti menyampaikan kebenaran  pada orang yang berhak mengetahuinya. Hal ini tidak berarti bahwa semua hal harus disampaikan kepada siapapun. Dengan kejujuran kita tidak menutup mulut terhadap orang yang berhak mengetahui apa yang kita ketahui. Kita tidak mendustainya.
·         Banyak hambatan yang akan dijumpai ketika orang memutuskan untuk bertindak jujur dan hidup dalam kebenaran. Rasa takut, gengsi, merasa rugi, takut dicemooh, disingkirkan, atau kurang percaya diri merupakan sebagian dari hambatan tersebut. Namun demikian, setiap orang seharusnya selalu mengusahakan untuk bertindak jujur. Hanya dengan cara demikian, ia dapat berkembang secara sehat dan juga memungkinkan perkembangan orang lain. Berbagai persoalan dapat terselesaikan ketika kita bertindak jujur.

Pelajaran 15
Memperjuangkan Keadilan

·         Ada banyak bentuk ketidakadilan terjadi di tengah masyarakat kita.
Ketidakadilan di bidang politik, misalnya:
1.       Kesewenang-wenangan dan berbagai rekayasa yang dilakukan oleh penguasa demi mempertahankan kekuasaanya;
2.       Nepotisme dan sikap penguasa yang diskriminatif;
3.       Manipulasi hukum dan peraturan oleh pengadilan dan aparat.
·         Ketidakadilan terjadi antara lain karena keserakahan manusia yang mengambil hak orang lain. Ketidakadilan dapat pula terjadi akibat tatanan masyarakat yang hanya menguntungkan sebagian kecil orang, entah karena orang-orang itu mempunyai kekuasaan, kekayaan, relasi atau hubungan dekat.
·         Akibat ketidakadilan antara lain terjadinya jurang antara kaya dan miskin, antara penguasa dan rakyat jelata. Jurang ini semakin lama semakin menganga, yang menyebabkan semakin terpinggir dan miskinnya kaum tak berdaya. Mereka akan hidup miskin dalam semua bidang hidup, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.

·         Kisah raja Salomo dalam 1 Raj 3: 16-28 menunjukkan pada kita bagaimana Raja Salomo menangani masalah secara adil. Keputusan yang diambil dilakukan dengan sangat teliti dan memeperhitungkan berbagai kemungkinan yang ada. Ia tidak terjebak oleh masukan-masukan dari ibu yang berpura-pura menjadi ibu sesungguhnya dari si bayi. Salomo mengambil keputusan yang adil dengan dilandasi dengan kebijaksanaan.
·         Dari kisah tersebut, keadilan berarti memberikan kepada orang apa yang menjadi haknya. Keadilan menurut pandangan iman Kristiani memang berarti memberikan kepada setiap orang yang menjadi hak orang tersebut. Keadilan merupakan salah satu keutamaan dasar manusia selain kejujuran, kesetiakawanan, dan keberanian. Keadilan merupakan cara bertindak yang  didasarkan kemurahan hati dan kasih.
·         Keadilan dalam iman kristiani bersumber dari keadilan Allah sendiri. Keadilan berhubungan dengan cara Allah berada dan bertindak. Allah itu Maha adil. Keadilan Allah terjadi atas dasar belaskasih-Nya. Oleh karena itu, bertindak adil berarti memberikan kepada orang lain apa yang mejadi haknya dengan semangat belas kasih seperti keadilan Allah kepada kita yang juga didasarkan pada belas kasih-Nya.
·         Apabila keadilan semacam ini diterapkan dalam perjuangan untuk melawan ketidakadilan berarti menerapkan keadilan dalam semangat belas kasih pada sesama. Perjuangan menegakkan keadilan secara konkret dapat kita lakukan dengan: bertindak tanpa membeda-bedakan orang, bergaul dengan siapa pun juga tanpa kecuali, tidak merampas milik orang lain, memberikan bantuan langsung pada orang-orang yang mengalami ketidakadilan, membagikan barang yang kita punai yang dapat menolong sesama, hidup tidak berpusat pada harta duniawi melainkan pada Kristus.
·         Perjuangan melawan ketidakadilan pada akhirnya merupakan tuntutan iman Kristiani, yakni membangun hubungan yang saling mengembangkan diri dan hidup kita. Dengan bertindak adil, kita dapat ikut mendukung terciptanya hidup bersama yang tentram dan damai.

Pelajaran 16
Sikap Gereja terhadap Agama dan Keparcayaan Lain

·         Pengalaman hidup bersama dengan penganut agama dan kepercayaan lain merupakan suatu pengalaman yang sangat menyenangkan dan bembahagiakan apabila bisa hidup dalam suasana rukun, damai dan harmonis.

·         Gereja Katolik juga senantiasa berusaha secara nyata mendukung terciptanya persaduaraan sejati dalam kehidupan bersama termasuk dalam hubungan antar umat berbeda agama dan kepercayaan.

·         Contoh tindakan Gereja antara lain ikut serta dalam forum-forum dialog antar agama, baik dialog kehidupan maupun dialog karya, misalnya saling membantu membangun rumah ibadat dan melaksanakan ibadat. Pada saat ini kita bersama-sama, misalnya, mendirikan yayasan-yayasan yang bergerak dalam aksi peduli kepada yang menderita tanpa membatasi pelayanan untuk kelompok agama.
Dokumen Penting Gereja Katolik sehubungan dengan sikap Gereja terhadap agama lain
1.       Unitatis Redintegratio (Sikap Gereja Katolik terhadap Gereja-Gereja Kristen)
2.       Nostra Aetate (sikap Gereja Katolik terhadap agama dan kepercayaan lain)

Pelajaran 17
Bersahabat dengan sesama yang Beragama dan Berkepercayaan Lain

·         Kutipan teks Kitab Suci tadi (Mat 8:5-13) mengajarkan kepada kita tentang keterbukaan perwira Romawi dan keterbukaan Yesus terhadap penganut agama lain.
·         Perwira Romawi yang dianggap masyarakat sebagai orang kafir mau datang kepada Yesus yang beragama Yahudi.
·         Yesus sendiri tidak menolak kedatangan perwira itu, Ia mendengarkan permintaannya bahkan siap untuk datang ke rumah si perwira. Padahal, menurut adat istiadat Yahudi haram hukumnya untuk bergaul dengan bangsa kafir seperti perwira Romawi itu.
·         Kisah tersebut mengandung pesan bahwa murid-murid Yesus dipangil untuk bersikap terbuka, dan mau membangun persahabatan dengan semua orang tanpa perbedaan agama/kepercayaan.

Pelajaran 18
Cita-Cita

·         Orang perlu memiliki minat terhadap cita-cita, bukan karena disuruh atau dipaksa. Paksaan mengurangi daya juangnya.
·         Langkah-langkah Untuk mencapai cita-cita:
1.       Orang perlu memiliki bakat yang menunjang. Orang yang tidak punya bakat sama sekali di bidang IPA atau Kimia, misalnya, janganlah bercita-cita untuk menjadi dokter atau apoteker.
2.       Dukungan financial yang memadai. Saat ini biaya sangat menentukan untuk mencapai suatu cita-cita.
3.       Perencanaan yang matang, ketekunaan, dan ketabahan. Rencana yang matang dibutuhkan agar jangan sampai menyimpang di tengah jalan. Ketekunan dan ketabahan dibutuhkan, karena dalam perjalanan menuju cita-cita akan muncul banyak tantangan dan hadangan yang sering tak terduga. Orang tidak boleh kendur dan patah semangat.
Perjuangan mencapai cita-cita hidup mempunyai maknanya sendiri seperti yang dapat kita petik dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (Rm 9:21): “Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah litanya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk menyadari bahwa kita berhak dan bebas untuk menentukan cita-cita kita masing-masing. Tentu saja sejauh perwujudan cita-cita itu tidak merugikan orang lain atau bertentangan dengan kehendak Allah. Allah itu maha baik dan mencitai manusia, maka yang sesuai dengan kehendak Allah ialah yang bermanfaat bagi kita dan sesama kita.

Selain itu, dalam suratnya kepada orang Filipi (Flp 3: 14), Paulus menegaskan “… dan berlari-larilah kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Inilah seharusnya yang menjadi tujuan akhir dari segala kegiatan yang kita lakukan, termasuk juga dalam memperjuangkan cita-cita. Cita-cita manusia yang terakhir adalah keselamatan.

Untuk mendapatkan keselamatan orang harus mengabdi Tuhan dan sesama. Pada zaman ini, pengaruh dari mass media yang begitu gencar dan tidak selalu sehat terhadap para remaja akan membuat mereka mudah tertipu dalam memilih dan mencapai cita-cita mereka. Umumnya, dambaan orang adalah menjadi kaya, punya rumah, mobil bagus, dan hidup enak. Hampir tak ada atau amat sedikit orang yang bercita-cita menjadi pejuang ataupun menjadi orang yang berjasa bagi masyarakat. Memang, tak seorang pun yang bercita-cita menjadi penjahat atau koruptor, tetapi banyak orang terobsesi untuk mencapai kesejahteraan pribadi ataupun keluarganya. Kebutuhan masyarakat atau kebutuhan bangsa jarang sekali menjadi keprihatinan dan menjadi pertimbangan untuk menentukan cita-cita.

Pelajaran 19
Sakramen Perkawinan

·         Perkawinan sering diartikan sebagai persekutuan antara pria dan seorang wanita atas dasar ikatan cinta kasih yang total dengan persetujuan bebas dari keduanya.
·         Selain pandangan tersebut, ada orang yang memandang bahwa perkawinan sebagi kontrak atau perjanjian.Pandangan lain lagi lebih menekankan perkawinan dari segi tujuannya yakni adanya anak atau  keturunan.
·         Ada yang menghubungkan perkawinan sebagai usaha untuk memperoleh status, harta warisan, kekuasaan, dan sebagainya.
·         Pandagnan-pandangan tentang perkawinan akan menentukan penghayatan hidup perkawinan. Apabila perkawinan dipandang hanya sebagai usaha mencari status, maka orang tidak akan peduli terhadap pendidikan anak di dalam keluarganya. Demikian juga, jika alasan utama pernikahan adalah warisan atau harta, maka hubungan antar suami dan istri hanya didasarkan pada kepentingan ekonomi. Dengan demikian, hubungan antar anggota keluarga, terutama suami dan istri bukanlah hubungan antar pribadi.
·         Adanya pemahaman yang keliru tentang perkawinan menjadi salah satu sebab banyaknya hidup perkawinan yang patah di tengah jalan. Kegagalan dalam hidup berkeluarga yang berakhir dengan perceraian terjadi karena masing-masing pihak kurang memahami secara benar hakikat dan tujuan perkawinan. Nilai-nilai hidup perkawinan yang luhur kurang disadari.
·         Dalam pandangan Kristiani, perkawinan dipahami bukan hanya menyangkut hubungan antara seorang pria dan seorang wantia yang sepakat hidup bersama, melainkan adanya keterlibatan Allah di dalamnya, Di dalam hidup perkawinan hubungan tersebut terjadi karena Allah yang menghendaki dan memberkati.
·         Perkawinan disebut sakramen karena melambangkan hubungan antara Kristus dan Gereja-Nya (lih. Ef 5: 22-33). Dengan hidup sebagai persekutuan yang didasarkan kasih perkawinan memperlihatkan dan melambangkan kasih Allah kepada manusia dan kasih Yesus kepada Gereja-Nya.
·         Hubungan antara seorang pria dan seorang wanita yang diikat dalam perkawinan adalah hubungan antar pribadi yang didasari pada kasih. Oleh karena itu, mereka akan hidup sebagai suatu persekutuan seperti halnya hidup Gereja sebagai persekutuan.
·         Persekutan antara pria dan wanita dalam hidup perkawinan tampak dalam seluruh hidup mereka: tempat tinggal yang sama, pengelolaan harta milik secara bersama, tanggung jawab terhadap pendidikan anak secara bersama, dsb.
·         Tujuan perkawinan Kristiani adalah kesejahteraan suami istri sebagai pasangan, keturuan atau kelahiran anak, pendidikan anak, dan kesejahteraan masyarakat.
·         Dalam perkawinan Kristiani tidak dikenal adanya perceraian. Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia (lih. Mrk 10: 9).
·         Ciri-ciri atau sifat-sifat perkawinan Kristiani,
1.       Tidak terceraikan: Tidak ada istilah cerai dalam perkawinan karena Allah yang mempersatukan, kecuali oleh karena kematian.
2.       Perkawinan Kristiani bersifat monogam. Artinya perkawinan terjadi antara seorang pria dan seorang wanita. Cinta antara suami dan seorang istri bersifat total atau tak terbagikan. Seorang suami harus mengasihi istrinya seperti tubuhnya sendiri (lih. Ef 5: 28). Demikian juga istri terhadap suaminya
·         Dengan menghayati hidup perkawinan sebagai sakramen, maka keluarga Kristiani akan dijiwai oleh rahmat cinta kasih Allah dalam pelaksanaan tanggung jawabnya. Keluarga akan dapat membentuk diri sebagai Gereja mini di mana kasih Allah menjadi dsasr hidup di dalam keluarga dan iman Kristiani diperdalam dan dikembangkan oleh seluruh anggota keluarga.
Pelajaran 20
Sakramen Imamat

·         Sakramen Imamat diadakan untuk mengangkat orang-orang beriman dengan panggilan khusus untuk menjadi pelayan Gereja, untuk mengajar, menguduskan, dan memimpin umat.
·         Menjadi seorang imam merupakan panggilan yang menurut orang untuk menerimanya, bersedia meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Yesus, dan bersedia untuk diutus.
·         Para rasul dan para penggantinya yang kini disebut uskup mendapat kuasa untuk merayakan perjamuan Tuhan dan untuk mengampuni dosa. Uskup kemudian melimpahkan kuasa ini juga kepada para pembantunya, yaitu para imam.
·         Seorang imam bertugas menjadi pemersatu dan gembala bagi umat yang dipercayakan kepadanya. Imam menggembalakan umat baik dalam bidang liturgi, bidang pewartaan, bidang persaudaraan, dan bidang pelayanan.
·         Hidup imamat mengikuti teladan Yesus sendiri sebagai gembala yang sejati
·         Syarat-syarat menjadi imam:
1.       Seorang beriman yang sudah dipermandikan secara Katolik dan sudah menerima Sakramen Krisma;
2.       Seorang beriman dan berperilaku baik;
3.       Mempunyai motivasi yang kuat dan luhur untuk menjadi imam;
4.       Sehat secara jasmani dan rohani;

5.       Mengikuti pendidikan calom imam di seminari:

MATERI PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS XII: BAB V PERAN SERTA UMAT KATOLIK DALAM MEMBANGUN BANGSA INDONESIA

BAB V PERAN SERTA UMAT KATOLIK DALAM  MEMBANGUN BANGSA INDONESIA                A.    Situasi Negeri kita saat ini 1.       ...