Materi Agama Katolik Kelas VII-1

Pelajaran 1
Martabat Luhur sebagai Citra Allah
• Kata “citra” dapat diartikan sebagai gambar (Image), yang menunuk pada identitas atau cirri seseorang atau kelompok. Biasanya, kata “citra” dikaitkan dengan suatu niali yang dianggap ideal dan baik, dan umumnya terkait erat dengan tindakan, sifat, atau karakter seseorang. Kalau kita megnatakan citra masyarakat tertentu, maka yang dimaksud adalah gambaran positif tentang nilai-nilai, karakter, atau kebiasaan masyarakat yang mampu member ciri yang jelas dan tegas tentang masyarakat itu sehingga bisa dibedakan dari masyarakat yang lain, Oleh karena itu, kita mengenal juga ada citra yang baik dan citra yang buruk tentang seseorang atau kelompok masyarakat tertentu.
• Kata “citra” juga mempunyai makna keserupaan, gambaran, atau kemiripan antara seseorang atau kelompok yang dicitrakan. Misalnyam seorang anak merupakan citra atau gambaran orang tuanya karena mempunyai keserupaan, gambaran, atau kemiripan dalam hal-hal tertentu. Ia pun sekaligus mempunyai tanggung jawab menampilkan citra orang tuanya sebaik mungkin. Dengan kata lain, gambaran tentang orangtua bisa dikenali melalui ciri-ciri fisik atau pola tindakan anaknya. Demikian pula halnya citra masyarakat tercermin dalam prilaku setiap anggota masyarakatnya.

• Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan sebagai citra Allah, artinya serupa dan segambar dengan Allah sendiri. Kata “serupa”Dan “segambar” sekaligus melukiskan secara tepat bahwa manusia dengan Allah berbeda, tetapi ada juga persamaannya.

• Sejauh terlukiskan dalam Kitab Suci, istilah citra Allah hanya dikenakan pada manusia, tidak dikenakan pada ciptaan Tuhan lainnya. Hanya manusialah yang disebut citra Allah.

• Karena Mansuia diciptakan sebagai citra Allah, maka manusia memiliki martabas sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang. Ia mengenal dirinya sendiri, menjadi tuan atas dirinya sendiri, mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan berkat rahmat ia dipanggil membangun relasi dengan Allah, Pencipta-Nya.

• Sebagai citra Allah, manusia diberi karunia khusus berupa akal budi, kebebasan, dan hati nurani. Kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan ciptaan Tuhan lainnya. Manusia adalah ciptaan Allah yang bermatrabat luhur. Siapa pun dia, ia adalah citra Allah, serupa dan segambar dengan Allah, ia wakil Allah di dunia ini.

• Sebagai citra Allah, Manusia sangat dikasihi oleh Allah (lih.Gaudium et Spes Art. 12). Manusia “di dunia merupakan mahluk yang dikehendaki Allah demi diri-Nya” (lih. Gaudium et Spes Art. 24) Manusia dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan Allah sendiri.

• Karena semua manusia adalah citra Allah, berasal dari Allah yang sama dan sama=sama dikasihi Allah, maka semua manusia mempunyai ikatan kesatuan. Merka harus saling mengasihi, menghormati, tidak saling menghina dan merendahkan serta hidup sebagai saudara satu terhadap yang lain.

Pelajaran 2
Panggilan Manusia Sebagai Citra Allah

• Banyak situasi yang menunjukkan tindakan manusia yang tidak atau belum mencerminkan pangilan dirinya sebagai citra Allah. Di sana –sini keutuhan alam ciptaan Tuhan sudah mengalami kerusaka yang sedemikian parah.
• Setiap tahun berbagai jenis tumbuhan dan hewan masuk dalam daftar perlindungan karena hamper punah. Akibatnya perubahan musim kini makin tidak menentu, kicauan aneka burung jarang ditemukan di alam bebas, dan kualitas kesehatan manusia makin berkurang karena polusi dan berbagai limbah. Selain kerusakan alam, kondisi yang paling parah adalah berkaitan dengan penghargaan manusia terhadap manusia lain. Masih ada sebagian orang diperlakukan semena-mena, direndahkan martabatnya, dan sebagainya.
• Faktor penyebabnya yang terutama adalah egoisme dan keserakahan manusia serta sikap tidak peduli terhadap hidupnya sendiri maupun orang lain. Sedikit sekali orang yang berpikir bahwa tindakan yang tidak bijak terhadap citaan Tuhan bukan hanya mengharcurkan martabat hidup manusia sekarang, melainkan juga menghancurkan generasi mendatang. Dan bahwa merendahkan orang lain sama dengan menghina Allah Pencipta.
• Kenyataan tersebut seharusnya mengajak orang mempertanyakan diri: Apakah hal tersebut sudah sesuai dengan penggilan kita sebagai citra Allah? Dimana letak kesalahan kita sehingga ciptaan Allah semakin rusak dan hancur? Apakah yang harus kita lakukan di masa yang akan datang?

• Kitab Suci menegaskan bahwa manusia adalah citra Allah. Sebagai citra Allah manusia diapnggil untuk: beranakcucu dan bertambah banyak; memenuhi bumi dan menaklukkannya, menguasai ciptaan Allah lainnya (lih. Kej 1: 26-30).

• Panggilan yang agung itu perlu ditempatkand alam konteks keselamatan yang dikehendaki Allah sendiri, yakni keselamatan secara utuh dan terpadu (itegral), tidak hanya menyangkut dirinya sendiri, tetapi juga erat kaitannya dengan ciptaan Allah lainnya. Oleh karena itu, manusia tidak bisa bersikap sewenang-wenang atas kuasa dan tugas yang diberikan Allah.

• Kuasa yang diberikan Allah terbatas sifatnya. Manusia tidak bisa menjalankan sesuatu melebihi kekuasaan Allah sendiri. Maka, ukurannya adalah sejauh kuasa itu dijalankan seseuai dengan kehendak Allah. Kuasa itu perlu dijalankan secara bijak dan demi kemuliaan Allah serta kebahagiaan manusia sindiri.

• Manusia harus menjalankan panggilannya sesuai dengan kehendak Allah yang tampak dalam kesadaran akan hal-hal berikut:

1. Segala sesuatu berasal dan diciptakan Allah dan terarah pada Pencipta-Nya;
2. Tiap mahluk memiliki kebaikan dan kesempurnaannya sendiri;
3. Semua mahluk dan ciptaan Tuhan mempunyai ketergantungan satu sama lain dan saling melengkapi secara timbal balik.
• Prinsip-prinsip dasar di atas sudah selayaknya menjadi landasan bertindak dalam mengembangkan dan melaksanakan panggilan setiap manusia sebagai citra Allah. Tetapi kita prihatin, dalam kehidupan sehari-hari sering kali terjadi sebaliknya. Panggilan manusia sebagai citra Allah kerap kali ditemukan bertentangan dengan kehendak Allah sendiri. Egoisme dan keserakahan sering kali lebih menonjol daripada ketaatan kepada Allah.
• Sikap yang perlu dikembangkan adalah sikap bertangung jawab dan berupaya menampilkan citra Allah sendiri sebagai Pencipta dan Pemelihara melalui kata dan perbuatan, bukan dengan sikap yang menghancurkan menguasai.


Pelajaran 3
Aku Memiliki Kemampuan

• Setiap orang pasti mempunyai kemampuan atau potensi yang dikembangkan dalam dirinya, baik berupa bakat atau kemampuan-kemampuan maupun berupa sifat/karakter atau kebiasaan baik. Maka, tugas setiap orang adalah untuk menemukan kemampuannya.
• Untuk dapat menemukannya, pertama-tama orang harus memlakukannya sendiri, tetapi kita sering kali juga membutuhkan bantuan orang lain. Kita perlu mencari informasi dengan bertanya kepada orang yang dekat dengan kita dan sungguh-sungguh mengenal kita.

• Tuhan memberikan kepada setiap orang talenta (kemampuan) sebagai karunia secara berbeda-beda. Tuhan memanggil kita agar mengembangkan talenta itu semaksimal mungkin, sehingga menghasilkan “buah” yang berlimpah. Setiap orang harus bertanggung jawab terhadap talenta yang dikaruniakan Tuhan kepadanya.

• Dalam perumpamaan tentang talenta tersebut, digambarkan ada dua sikap terhadap talenta. Ada orang yang sungguh bertanggung jawab dan mengembangkannya sehingga menghasilkan buah, dan ada juga yang tidak berbuat apa-apa sehingga tidak menghasilkan apa-apa.

• Perlakuan Tuhan kepada dua sikap tersebut juga berbeda. Kepada mereka yang beranggung jawab dan mengembangkannya, Allah mengajak mereka berbahagia bersama-Nya. Tetapi kepada mereka yang tidak bertanggung jawab dan tidak mengembangkannya, Tuhan merasa sedih dan dengan terpaksa mengambilnya kembali karena talenta yang dikaruniakannya tidak menghasilkan buah apa-apa.

• Karena kemampuan kita berbeda-beda, Tuhan menghendaki agar kita bekerja sama dan saling melengkapi satu terhadap yang lain. Jika semua orang mempunyai talenta yang untuk mengajar, siapa yang menjadi murid? Atau jika semua orang berbakat sebagai penulis, siapa yang akan membaca tulisan itu? Dengan kata lain, talenta yang kita miliki perlu dikembangkan demi kepentingan bersama.

• Dari Kitab Suci kita tidak mendapat informasi tentang bakat atau hobi Yesus tetapi kita menemukan hal ini: Bila mengajar, maka pengajarannya mampu menarik orang untuk bertobat. Pribadinya sedemikian menarik, sehingga kata-katanya dapat membuat orang merasa disapa dan dihargai. Dan masih banyak hal positif lain yang dapat kita temukan dalam kepirbadian-Nya. Dengan kata lain, talenta tidak selalu harus diartikan sebagai bakat/keterampilan seprti main music, menari, dan sebagainya, melainkan segala kemampuan khusus yang dengannya kita mampu memerkembangkan diri menjadi peribadi yang tutuh serta dapat melayani sesama.

• Banyak cara untuk mengembangkan kemampuan atau talenta, misalnya:

1. Melatih diri terus-menerus tanpa takut salah atau gagal
2. Masuk dalam kelompok atau organisasi bersama orang-orang yang mempunyai bakan dan minat yang sama, sehingga bisa saling mengembangkan.
3. Belajar dan mau bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman.


Pelajaran 4
Kemampuanku Terbatas

• Setiap orang mempunyai keterbatasan dalam hidupnya. Ada berbagai batasan-batasan dalam hidup seseorang, misalnya:
1. Keterbatasan fisik: cacat, buta,dan cacat lainnya;
2. Keterbatasan kemampuan intelektual: berpikir lambat, susah menganalisis suatu masalah, dan sebagainnya;
3. Keterbatasan psikologis (sifat/karakter): pemalu, bersikap tertutup, ingin menang sendiri, dan sebagainya;
4. Keterbatasan ekonomis: tidak memiliki biaya atau dana;
5. Jeterbatasan system budaya: larangan untuk merantau, kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang sulit diubah, dan sebagainya.
• Sikap dalam menghadapi keterbatasan dan akibatnya:
1. Sikap minder, akibatnya:
a. Merasa hidupnya sebagai beban, sebab merasa hidupnya kurang beruntung;
b. Sukar bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang lain;
c. Iri hati, cemburu, menganggap orang lain lebih beruntung daripada dirinya;
d. Memandang Tuhan tidak adil terhadap dirinya.
2. Skiap “Munafik”, akibatnya:
a. Melakukan segala upaya untuk menutupi kekurangan dengan menghalakan segala cara. Misalnya: orang yang penakut adak berusaha omong besar bahwa dia sering melihat hantu; menjelekkan teman yang dianggap saingan, agar orang lain lebih dekat dan berpihak kedpadanya;
b. “Menjilat atasan” dan menekan bawahan.
• Bagaimanapun juga kedua sikap tersebut pada akhirnya akan merugikan diri sendiri. Kerugian itu antara lain:
1. Kita akan mengalamikesulitan dalam pergaulan dengan sesama;
2. Kurang disenangi oleh teman-teman;
3. Kurang dilibatkan dalam aktivitas kelompok;
4. Tidak mampu menutupi an menghilangkan kekurangan yang kita miliki, bahkan bisa membat kekurangan itu makin besar, dan makin merugikan diri kita.
• Sikap yang perlu dikembangkand alam menghadapi kekurangan:
1. Kita harus mampu menerima diri sebagai pribadi yang memiliki kekurangan dan yakin bahwa hal itu juga dialami oleh setiap orang.
2. Jangan menjadikan kekurangan sebagai alas an untuk tidak berkembang atau sukses. Banyak orang cacat dan orang yang tadinya dianggap bodoh bisa meraih sukses dalam hidupnya, bahkan bisa membantu orang lain.


Pelajaran 5
Syukur atas Hidup

• Umumnya, orang mampu bersyukur saat mendapatkan kegembiraan atau keberhasilan atau hal-hal yang menyenangkan dirinya. Tentu saja hal ini sangan tergantung dari pandangan dan sikap orang terhadap kehidupan.
• Ada berbagai padnangan dan sikap terhadap hidup, antara lain:
1. Hidup sebagai beban berat atau kutukan. Biasanya, padangan ini muncul dari orang-orang yang dalam hidupnya banyak mengalami kegagalan, kekecewaan, bencana, atau penderitaan, Dalam cerita di atas, Tina awalnya memperlihatkan sikap yang mirip dengan pandangan ini. Pandangan yang demikian menyebabkan sikap aptis, cepat putus asa, penuh ketakutan dan kekhawatiran kalau-kalau yang dilakukan gagal atau yang diharapkan tidak terpenuhi, iri hati pada keberuntungan orang lain, bahkan bisa jadi menyalahkan Tuhan sebagai Allah yang tidak Adil.
2. Hidup sebagai “takdir”. Hidup manusia seolah-olah bagaikan wayang, dimana manusia hanya melakukan sesuatu karena digerakkan, diperintahkan oleh Sang Pencipta. Hidup manusia tergantung sepenuhnya pada Tuhan, dan manusia tidak punya hak apa-apa untuk menentukan jalan hidupnya, Pandangan ini menumbuhkan sikap cepat pasrah-menyerah terhadap kegagalan, tidak kreatif untuk mengisi dan mengembangkan hidup. Ia bersikap menungu dan tidak proaktif.
3. Hidup itu “seni”. Hidup itu sungguh indah karena mengandung keanekaragaman warna kehidupan: ada suka, ada duka; ada gagal, ada berhasil; ada manis, ada pahit. Semuanya ada dan justru membuatnnya menjadi indah untuk dijalani. Pandangan ini menumbuhkan sikap kreatif dan mencari trobosan agar hidup menjadi enak. Ia tidak cepat puas atas keberhasilan atau terlena dalam kegembiraan, karena ia sadar bahwapada suatu saat bisa saja kegagalan dan kesedihan akan muncul. Sebaliknya, ia tidak cepat larut dalam keputusasaan dan terpuruk dalam kegagalan, karena ia yakin pada suatu saan - dan tentu saja melalui kerja keras – keberhasilan dan kegembiraan bisa diraih.

• Dari sepuluh orang yang disembuhkan ternyata hanya satu orang yang kembali untuk bersyukur. Kebetulan orang itu adalah orang Samaria, orang yang selama ini oleh orang-orang Yahudi dianggap kafir (tidak beriman kepada Allah). Tetapi justru ia melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Ia bersyukur kepada Allah kerena melalui penyembuhan yang dialaminya, ia mampu merasakan kehadiran Allah yang menyelamatkan.
• Banyak cara untuk bersyukur misalnya:
1. Memuliakan Allah lewat doa atau ibadat, baik secara pribadi maupun bersama;
2. Menolong sesama yang menderita;
3. Berusaha hidup lebih baik;
4. Memelihara kehidupan itu sendiri, misalnya dengan menjaga kesehatan, kebersihan, menjauhi obat-obatan terlarang;
5. Menjaga kehidupan orang lain, seperti yang dilakukan Ibu Theresa yang menolong orang-orang miskin dan terbuang.
• Membiasakan bersyukur atas pristiwa hidup, baik suka maupun duka.


Pelajaran 6
Aku Diciptakan Baik Adana sebagai Perempuan atau Laki-laki


• Perbedaan laki-laki dan perempuan paling mudah dikenali melalui hal –hal yang sifatnya fisik-biologis, terutama melalui perbedaan organ kelamin, tetapi juga dari kepribadian yang umumnya dimiliki masing-masing orang dalam wujud sikap, kebiasaan, atau karakter. Tetapi untuk yang terakhir ini, tidak bisa disamaratakan (digeneralisasi) begitu saja. Contoh: mudah meneteskan air mata bukan hanya dimiliki perempuan, sebaliknya sikap tegas dank eras tidak hanya dimilki kaum laki-laki.
• Laki-laki dan perempuan masing-masing mempunyai keindahan dan kelebihan yang tidak dimilki oleh yang lainnya.

• Sejak awal mula, Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan. Masing-masing dilengkapi dengan kebaiknannya dan keindahannya. Dan semuanya itu baik adanya. Allah memerkati dan mengasihi keduanya. Hal itu menandakan bahwa baik laki-laki maupun perempuan bagitu berharga di mata Allah dan keberadaan perempuan atau laki0laki sangat berarti.
• Hidup sebagai perempuan atau laki0laki merupakan anugerah Allah. Kita patut bersyukur karena Allah mempunyai maksud khusus dengan menciptakan kita sebagai laki-laki atau perempuan. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi dan mengembangkan satu terhadap yang lain. Dengan kata lain, laki-laki dan perempuan bersifat komplementer (lih. Kej 2:18-25). Mereka saling membutuhkan dan saling tergantung satu sama lain. Laki-laki tidak dapat hidup tanpa perempuan, dan sebaliknya perempuan tidak bisa hidup tanpa laki-laki.
• Setiap laki-laki atau perempuan dipanggil untuk mengembangkan dirinya sebagai laki-laki dan sebagai perempuan menuju kesempurnaanya sebagaimana dikehendaki Allah.



Pelajaran 7
Perempuan dan Laki-laki Sederajat


• Praktek perlakuan yang tidak sama (tidak sederajat) antara perempuan dan laki-laki masih sering terjadi dalam masyarakat, walaupun hal tersebut tidak lagi terjadi dalam semua bidang kehidupan. Dalam bidang pemerintahan hamper sebagian besar dikuasai kaum laki-laki. Tetapi dalam bidang lain perempuan akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan laki-laki.
• Kesederajatan antara perempuan dan laki-laki bukan soal persentasi keterwakilan dalam pekerjaan, dalam tugas pemerintahan, dan sebagainya; tetapi lebih menyangkut pemberian kesempatan untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan diri seluas-luasnya tanpa kekangan. Hal itu berarti member kemungkinan yang sama kepada laki-laki dan perempuan untuk memiliki dan mengungkapakn ide, gagasan, dan kreativitas demi pengembangan dengan laki-laki.
• Banyak hal bisa dilakukan untuk mengembangkan kesetaraan/kesederajatan perempuan dan laki-laki. Misalnya, mulailah menghargai bahwa masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, melibatkan seseorang dalam kegiatan tertentu sesuai dengan kemampuan tanpa memandang dia laki-laki atau perempuan.

• Yesus hidup dalam masyarakat Yahudi di mana kaum perempuan menjadi warga masyarakat kelas dua dalam tatanan masyarakat. Pada masa itu kaum perempuan Yahudi banyak mendapat perlakuan tidal adil.
• Beberapa kasus dalam Kitab Suci memperlihatkan hal itu. Antara lain perempuan yang kedapatan berbuat dosa dihakimi secara sepihak olelh orang banyak tanpa melihat bahwa kaum laki-laki juga berdosa (lih. Yoh 8:2-11). Peraturan-peraturan yang diberlakukan dalam pertemuan-pertemuan jemaat menunjukna betapa kaum perempuan terpinggirkan, kurang idber tempat(lih. 1Kor 14:26-40; 1Tim 11-14).
• Yesus adalah pribadi yang sangat menghargai dan membela kaum perempuan. Ia memperlakukan perempuan berzinah secara manusiawi (lih. Yoh 8:2-11). Yesus juga memuji seorang perempuan Kanaan yang percaya (lih. Mrk 15:21-28) dan menempatkan contoh seorang janda miskin yang member sumbangan di bait Allah sebagai teladan dalam kejujuran di hadapan Allah. Ia selalu berjuang agar tercipta suatu masyarakan dimana laki-laki dan perempuan sederajat/setara.
• Sikap dan tindakan Yesus itu dilandasi oleh pemahaman-Nya bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama di mata Allah karena Allah sendiri telah menciptakan mereka sebagai citra Allah yang saling memputuhkan. Karena saling membutuhkan itulah, maka antara laki-laki dan perempuan tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah.

• Carilah artikel, berita atau gambar dari Koran/ majalah bekas yang mengambarkan praktek ketidaksederajatan antara perempuan dan laki-laki! Berikanlah komentar sesuai dengan pandangan atau refleksimu terhadap setiap artikel berita, atau gambar tersebut!
• Alternatif tugas yang lain: Lakukanlah observasi/pengamatan di lingkungan sekitar kamu. ,osa;mua pasar, pelabuah, terminal, atau bus kota, dan sebagainya tentang praktek .kesederajatanatau ketidaksederajatan perempuan dan laki-laki dan buatlah suatu karangan tentang itu!


Pelajaran 8
Seksualitas sebagai anugerah Allah


• Perempuan umumnya tidak terlalu tinggi dibandingkan laki-laki, tetapi tubuhnya lebih berisi, mukanya bulat dan lembut, karena tulang0tulang dan dagingnya ditutupi oleh lemak yang lunak. Pinggulnya lebih besar dari bahunya. Buah dadanya menjadi besar ketika ia bertumbuh menjadi remaja atau dewasa. Kulitnya halus.
• Laki-laki umumnya lebih tinggi dari perempuan. Tulang-tulangnya lebih besar dan otot-ototnya lebih padat. Bahunya lebih besar dari pinggulnya. Kulitnya lebih kasar dari kulit perempuan, dan lebih banyak ditumbuhi bulu.

• Organ kelamin perempuan lebih rumit dibandingkan dengan organ kelamin laki-laki. Salah satu bagian organ yang paling penting adalah indung telur yang fungsinya menyiapkan, mematangkan, melepaskan sel telur, dan membuat hormon-hormon wanita. Pada usia sekitar 11 tahun, indung telur mulai menghasilkan hormon estrogen dan progesterone. Hormon-hormon tersebut membuat diri anak perempuan makin berkembang indah: pipi, lengan, paha menjadi indah dan lembut. Buah dada mulai berkembang, tumbuh bulu-bulu halus di sekitar ketiak dan organ kelamin. Dengan ini anak perempuan tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang cantik dan menarik.
• Pada saatnya indung telur akan menghasilkan sel telur. Keadaan ini disebut masa subur. Sel telur yang sudah matang akan menuju kandungan atau rongga rahim dan siap dibuahi oleh sel jantan dari laki-laki. Tetapi kalau tidak dibuahi, ia akan mati dan tidak berguna lagi, dan secara otomatis akan keluar dari pada waktunya. Pada saat itulah seorang gadis mengalami “Menstruasi” astau “datang bulan.”Karena kejadian-kejadian yang mengagumkan dalam dirinya anak perempuan itu, maka pada dasarnya secara fisik remaja SMP sudah siap menjadi “calon ibu”. Tetapi dari segi yang lain ia mungkin belum siap.
• Proses-proses perkembangan dan fungsi organ kelamin tersebut sangat mempengaruhi fungsi otak dan sekaligus mempengaruhi prilaku dan aktivitas remaja putrid. Pada umumnya, gadis remaja yang dalam masa subur biasa tampak indak, cantik, dan aktivitasnya penuh semangat. Sebaliknya, menjelang saat menstrubasi tiba, biasanya gadis remaja akan tampak gelisah, merasa lemas, pusing, kadang-kadang mudah menjadi emosional. Siklus ini akan terjadi terus-menerus secara periodic dan teratur.

• Salah satu bagian organ kelamin lak-laki yang terpenting adalah buah pelir. Organ buah pelir ini semacam pabrik yang memproduksi air mani(sel jantan) dan hormone kepriaan (hormone testosteron). Hormon tersebut berfungsi menumbuhkan dirinya menjadi laki-laki yang ditandai dengan tumbunhnya kumis, perubahan suara, tumbuh bulu-bulu di sekitar kemaluan, ketiak, kaki, dan sebagainya.

• Remaja laki-laki menghasilkan dalam buah pelirnya berjuta-juta sel jantan. Bila sel jantan ini sudah matang, ia akan dikeluarkan melalui Zakar atau penis. Jika sel jantan ini bertemu dengan sel telur (melalui hubungan intim suami-istri) akan mengakibatkan kehamilan pada perempuan. Tetapi bila tidak ketemu dengan sel telur, ia akan keluar dengan sendirinya yang disebut “dengan mimpi basah”.
• Dari segi sensitivitas, umumnya remaja laki-laki akan mudah terangsang melihat lawan jenisnya. Rangsangan tersebut menyeabkan penisna mudah menegang.
• Seperti pada gadis remaja, segala proses yang terjadi dalam tubuh laki-laki berpengaruh pula pada aktivitas dan perilakunya, Remaja laki-laki biasanya mudah melamun, membayangkan indahnya tubuh perempuan, sehinga konsentrasi terhadap pekerjaan atau tugas kadang-kadang berkurang. Karena sifatnya yang mudah terangsang, ia mulai senang dengan menyentuh lawan jenisnya, misalnya: mencubit atau berkeinginan menyentuh bibirnya.

• Sejak awal mula, Allah telah menciptakan sesisi dunia ini dan baik adanya.

• Dari semua ciptaan Allah, manusia adalah ciptaan Allah yang paling luhur karena diciptakan sebagai citra Allah (lih. Kej 1: 26-27) yang diberi kuasa atas makhluk-makhluk lain (lih. Kej 1:27).
• Sebagai citra Allah, manusia diberi anugerah dan tugas untuk memelihara dunia seturut kehendak Allah.
• Manusia yang diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan sama-sama diberkati oleh Allah dan sejak awal pembentukan sudah ditandai dengan adanya ciri-ciri yang khusus/unik.
• Seksualitas merupakan suatu anugerah Allah yang patut disyukuri.
• Keindahan seks laki-laki dan perempuan justru tampak dalam keteraturan dan koordinasinya yang luar biasa.




Pelajaran 9
Penghayatan Seksualitas yang benar

• Pengertian seksualitas tidak tepat bila hanya semata-mata dikaitkan dengan masalah-masalah seks antara laki-laki dan perempuan.
• Seksualitas merupakan anugerah Allah yang luhur yang harus dihayati secara bertanggung jawab. Penghayatan dan sikap tanggung jawab terhadap tubuh dapat diwujudkan dengan berbagai cara. Tubuh kita perlu diplehiara dengan baik dan digunakan dengan berbagai cara. Tubuh kita perlu dipelihara dengan baik dan digunakan sesuai dengan kehendak Allah sendiri. Tubuh kita telah disucikan Allah agar melalui tubuh kita pula kita dapat memuji dan memuliakan Allah.
• Dalam 1Kor 6: 13-20 dikatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Tubuh kita merupakan sarana kehadiran Allah, dan sekaligus sarana kita untuk mewujudkan kehendak Allah.
• Tulislah dalam bukumu upaya-upaya dan tanggung jawabmu dalam mewjudkan 1Kor 6:13-20 dan firman keenam dari sepuluh printah Allah dalam hidup sehari-hari!
• Tugas pribadiL Buatlah renungan berdasarkan teks Mat 5: 27-30.


Pelajaran 10
Persahabatan


• Tidak seorang pun mampu hidup sendiri. Ia selalu butuh orang lain. Itulah sebabnya manusia disebut mahluk social.
• Relasi saling membutuhkan itu tampak dalam wujud yang beraneka ragam. Ada yang semata-mata terbatas pada hubungan timbale balik, seperti orang di pasar; atau hubungan dalam pekerjaan antara buruh dan majikan; ada pula dalam wujud persahabatan.
• Banyak orang berteman, tetapi tidak bersahabat, Hubungan persahabatan biasanya lebih dalam dan lebih kental dibandingkan dengan pertemanan biasa.
• Hubungan ang kental dan mendalam itu bisa juga hancur oleh berbagai sebab, misalnya ketidakjujuran, egoisme, mencari keuntungan sendiri, tidak setia, sikap pura-pura, dan sebagainya.

• Sikap Yonatan patut dipuji. Ia tidak merasa persahabatannya dengan Daud harus hancur gara-gara hubungan antara temannya (Daud) dan ayahnya kurang harmonis. Ia memandang persahabatan tidak bisa dicampuradukan dengan sikap mendukung atau tidak mendukung kepada ayahnya.
• Yonatan berupaya jujur terhadap Daud. Ia berani mengatakan segala sesuatu agar sahabatnya selamat, termasuk keberanian mencceritakan sikap ayahnya kepada sahabatnya itu. Semua itu dilakukan tanpa pamrih. Padahal, Yonatan adalah Putra Mahkota dan Daud bisa menjadi saingannya.
• Bila sahabat atau persahabatan itu penting bagi hidupmu, sobalah kamu mencari ungkapan atau peribahasa atau membuat motto yang mgneggambarkan hal tersebut!
• Tuliskan kembali secara lengkap salah satu pengalamanmu dalam bersahabat, boleh pengalaman yang manis atau yang pahit, disertai refleksimu atas pengalaman tersebut!


Pelajaran 11
Persahabatan Sejati


• Persahabatan sejati tidak dibangun demi kesenangan pribadi dan untuk waktu yang sesaat saja. Pesahabatan sejati adalah persahabatan yang dilandasi iman akan Allah yang lebih dahulu mengasihi dan menjadi sahabat manusia (lih. Sir 6:5-17).
• Gambaran sahabat sejati paling nyata aldalah dalam peribadi Yesus Kristus. Ia telah membuktikan diri sebagai sahabat semua orang, terutama mereka yang hidup tanpa harapan, yang hidup menderita, yang hidup dikucilkan. Ia hidup di tengah dan bersama mereka, merasakan apa yang mereka rasakan.Yesus berani menjadi “tumbah” atas perjuangan-Nya mengangkat harkat dan martabat mereka di mata sesama dan di mata Allah. Yesus adalah sahabat sejati, sebab Ia berani berkurban untuk sahabat sahabat-sahabat-Nya, bahkan dengan menyerahkan nyawa-Nya sendiri (lih. Yoh 15: 13-15).
• Kita dapat mencontoh pengikut Kristus yang menjadi sahabat sejati bagi sesamanya, misalnya: Pater Damian dari Pulai Molokai yang menolong orang kusta sampai-sampai ia sendiri meninggal karena tertular kusta. Ibu Theresa dari Calcuta yang menolong dan membantu orang-orang miskin, orang sakit, tersingkir, dan terbuang.
• Banyak cara mengembangkan persahabatan sejati, misalnya:
1. Berusaha mengenal secara mendalam sang sahabat, sehingga bisa sehati sejiwa, memahami harapan, kesulitan, kegembiraan, dan kesedihan agar dapat membantu secara tepat;
2. Berusaha untuk hormat, pecraya dan mencitainya tanpa pamrih;
3. Refleksi dan berdoam, agar apa saja yang kita lakukan atau dilakukan oleh sahabat kita sesuai dengan kehendak Allah.

• Tuliskan dalam bukumu siapa saja yang menjadi sahabatmu. Kemudian dibawah nama sahabatmu itu, tulislah niat dan apa yang secara konkret akan kamu lakukan untuk membangun persahabatan yang sejati!
• Buatlah dan berilah tanda kasih kepada sahabat melalui salah satu ungkap seperti surat, lagu, puisi, gambar/simbol!



Pelajaran 12
Pacaran


• Rasa tertarik pada lawan jenis merupakan bagian dari proses pertumbuhan remaja menuju ke kedewasaan. Sikap orang akan atau pernah mengalaminya. Rasa tertarik itu bahkan diberikan oleh Allah sendiri. Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan agar saling tertarik, agar dengan demikian mereka saling membantu mengembangkan diri.
• Tetaoum rasa tertaruj uty oerky dutata. Itulah sebabnya, kita mengenal adanya tahap-tahap ketertarikan seseorang pada lawan jenisnya. Tahap-tahap itu adalah:
1. Mulai dari pergaulan biasa. Waktu masih kecil, orang tanpa malu bisa bergaul engan siapa saja, tanpa “perasaan apa pun”, semuanya berjalan wajar.
2. Mulai remaja, selain bergaul dengan siapa saja, ada di antaranya yang mulai tertarik secara khusus pada lawan jenis. Ia mulai naksir, ia mulai bersahabat secara khusus, bahkan sampai yang disebut pacaran.
3. Setelah dewasa, ketertarikan atau pacaran itu akan lebih diarahkan menuju jenjang perkawinan.
• Berpacaran tentu saja merupakan hap setiap orang. Tetapi, setiap orang perlu secara bijaksana menentukan kappa ia akan mulai berpacaran. Sebab, berpacaran yang tidak terarah dan tidak pada tujuannya bisa mendatangkan bencana yang merugikan, tidak hanya diri kita sendiri atau sang pacar, melainkan juga keluarga, bahkan masyarakat. (Ingat: jasys Nina pada kisah di atas).
• Masa pacaran bertujuan untuk saling mengenal sastu sama lain: mengenal kepribadiannya, kebiasaan yang baik dan buruknya, latar belakang keluarganya, latar belakang pendidikannya, dsb. Dengan mengenal pacar secara sungguh-sungguh, diharapkan kelak bisa sampai menikah, mereka akan menjadi pasangan yang berbahagia, yang tidak banyak mgenalami masalah atau konflik dalam kehidupan rumah tangga mereka.

• Agar mampu menyelesaikan suatu pekerjaan, seseorang harus memiliki persiapan yang cukup, seperti halnya seseorang yang akan mendirikan suatu menara (lih. Luk 14: 28-30).
• Dalam mengikuti Yesus juga ada tuntutan-tuntutan khusus, misalnya adanya persiapa, adanya kesediaan untuk lepas dari berbagai ketertarikan ataupun kepentingan diri sendiri, ada kesedihan untuk mendengarkan, ada kesediaan untuk mengikuti ajaran-Nya, dan sebagainya.
• Setiap pengikut Yesus juga diharapkan dapat mewujudkan tuntutan-tuntutan tersebut dalam hidupnya sehari-hari, termasuk ketika memasuki masa pacaran.
• Masa pacaran perlu dilalui secara bertanggung jawab. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa bersatu dengan Allah, agar Allah sendiri membimbing hubungan kita dengan sang pacar.

MATERI PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS XII: BAB V PERAN SERTA UMAT KATOLIK DALAM MEMBANGUN BANGSA INDONESIA

BAB V PERAN SERTA UMAT KATOLIK DALAM  MEMBANGUN BANGSA INDONESIA                A.    Situasi Negeri kita saat ini 1.       ...