Jumat, 25 Agustus 2017

RANGKUMAN MATERI AGAMA

                   
                                                            
PELAJARAN  1

1.       “ Citra” dapat diartikan sebagai gambaran, rupa
Misalnya seorang anak dapat menjadi gambaran orangtuanya dalam beberapa hal :
Bentuk tubuh, warna kulit, sifat, hobi dan karakter.
Dengan demikian, anak tersebut dengan menampilkan gambaran orangtuanya.
Gambaran tentang orangtua dapat dikenali melalui pribadi anak tersebut.
 
2.   Dalam Kejadian 1:26-27 diceritakan bahwa sejak awal penciptaan, Allah berkehendak menjadikan manusia sebagai citra-Nya dan Ia mewujudkan seperti rencana-Nya.
Ayat 26 berbunyi, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita….”
Sementara ayat 27 menyebutkan “ Allah menciptakan manusia menurut gambaran Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”.

3.     Manusia diciptakan sebagai citra Allah berarti manusia diciptakan sebagai gambaran diri Allah.
Manusia serupa dan segambar dengan Allah sendiri. Pribadi manusia merupakan cerminan paling jelas dari Allah yang hadir di tengah-tengah manusia.

4.       Karena manusia diciptakan sebagai citra Allah, manusia memiliki martabat pribadi yang luhur.
Keluhuran manusia terpancar dari kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah kepadanya, yakni akal budi/pikiran, hati nurani/perasaan, dan kehendak bebas, yang membedakannya dari ciptaan lain.
Akal Budi / daya – cipta : daya yang dimiliki manusia untuk mengerti dan manyadari
Dirinya, dunia sekitar, dan Penciptanya.
Fungsi akal budi :
·      Menciptakan sesuatu yang mempermudah / memperlancar kehidupannya.
·      Mengendalikan diri atau yang diluar dirinya
·      Mampu berbuat sesuatu dengan sadar
·      Mengembangkan dirinya dan membuat sejarah dalam hidupnya
·      Membangun hubungan yang khas dengan sesame dan Penciptanya.
Hati nurani / rasa : suara dalam hati manusia yang memerintahkan untuk berbuat baik
Dan melarang berbuat jahat.
Kebebasan/karsa : Kemampuan manusia untuk memilih, menentukan, dan memutuskan                             sesuatu secara bertanggung jawab.
5.       Dokumen Gereja yang berbicara tentang martabat luhur manusia sebagai citra Allah salah satunya adalah Gaudium et Spes yakni salah satu konstitisi dogmatis dalam Dokumen Konsili Vatikan II tentang Gereja dalam dunia modern (GS). Sebagai citra-Nya manusia sangat dikasihi Allah (GS, art 12). Manusia “di dunia merupakan mahluk yang dikehendaki Allah demi diri-Nya sendiri” (GS, art 24).
6.       Sebagai citra Allah, manusia dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan Allah sehingga pikiran dan tindakan hendaknya sesuai dengan gambaran Allah sendiri. Manusia tidak bisa mencitrakan Allah yan baik, Allah yang pengampun, murah hati , dan adil bila manusia tidak berbelas kasih dan menunjukkan kebaikan terhadap sesama; manusia tidak mau mengampuni sesama; manusia saling menghina, dan tidak perduli terhadap kaum miskin.

PELAJARAN  2

1.       Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena kita diberikan kelebihan yang tidak dimiliki oleh ciptaan yang lain. Secara istimewa Tuhan menganugerahi akal budi, hati nurani dan kehendak bebas. Kelebihan-kelebihan itu menjadikan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Bahkan, manusia disebut sebagai gambar atau citra Allah sendiri.

2.       Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengetahui bahwa banyak tindakan manusia yang belum mencerminkan panggilannya sebagai citra Allah, baik terhadap lingkungan alam maupun terhadap sesama manusia . Kerusakan alam, perburuan terhadap binatang – binatang yang dilindungi, kurang perduli dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah sembarangan , eksploitasi kekayaan alam, penebangan liar, penganiayaan, pembunuhan , pelecehan seksual, serta perdagangan wanita dan bayi merupakan contoh nyata dari tindakan manusia yang tidak mencerminkan citra Allah. Semua itu disebabkan oleh egosime, keserakahan, dan kekurang pedulian manusia terhadap ciptaan Tuhan yang lain.

3.       Kitab suci menegaskan bahwa manusia ialah citra Allah yang diberi tugas untuk berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara, atas ternak, atas seluruh bumi, atas segala binatang melata yang merayap di bumi ( Kej 1:26). Ini berarti Allah memberikan tugas kepada manusia untuk berkuasa atas ciptaan-Nya yang lain, tetapi bukan untuk berkuasa atas manusia yang lain.

4.       Kuasa yang diberikan Allah bersifat terbatas. Karena itu, manusia tidak bisa menjalankan kekuasaan itu dengan sekehendak hatinya. Kuasa itu hendaknya diartikan secara positif dan dijalankan sesuai dengan kehendak Allah sendiri.

5.       Prinsip-prinsip yang menjadi landasan manusia dalam menjalankan panggilannya sebagai citra Allah.
a.       Menyadari bahwa segala sesuatu berasal dan diciptakan Allah serta terarah pada pencipta-Nya
b.      Menyadari bahwa setiap mahluk memiliki kebaikan dan kesempurnaannya sendiri.
c.        Semua mahluk dan ciptaan Tuhan mempunyai ketergantungan satu sama lain dan saling melengkapi secara timbal balik.
6.       Sikap-sikap yang harus kita miliki ialah bertanggung jawab dan berupaya menampilkan citra Allah itu dengan menjaga, merawat, melestarikan, menyayangi, dan menghormati ciptaan yang lain, bukan dengan menghancurkan atau menguasai.

ü  Faktor utama penyebab manusia sulit mencerminkan panggilannya sebagai citra Allah adalah :
·      Egoisme
·      Keserakahan manusia
·      Acuh tak acuh
ü  Merendahkan martabat manusia berarti menghina Pencipta-Nya sendiri
ü  Dalam Kejadian 1:26-30, ditegaskan bahwa panggilan manusia sebagai citra Allah adalah :
·      Beranak cucu dan bertambah banyak
·      Memenuhi bumi dan menaklukannya
·      Menguasai ciptaan Allah yang lain
·      Panggilan luhur tersebut ditempatkan dalam konteks karya keselamatan Allah yang universal yang dikehendaki oleh Allah sendiri, yaitu keselamatan manusia erat kaitannya oleh sikap manusia terhadap ciptaan Allah yang lainnya.

 PELAJARAN  3

1     Setiap manusia itu unik: tidak ada duanya. Tuhan menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Kekurangan dan kelebihan itu tampak dalam aspek fisik maupun psikologis. Bisa juga tampak melalui seberapa banyak kemampuan yang dimiliki dan dipraktekannya dalam hidup sehari-hari.
a.       Talenta adalah kemampuan khusus yang dengannya seseorang dapat mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang utuh serta dapat melayani sesama.
b.      Firman Tuhan tentang talenta dapat kita temukan dalam Matius 5:14-30.
Dalam perumpamaan tersebut digambarkan ada dua sikap terhadap talenta yang diberikan: 
·         Bertanggung jawab dan mengembangkannya sehingga menghasilkan buah yang berlipat ganda.
·         Tidak  berbuat apa-apa sehingga tidak menghasilkan dan tidak berkembang
·         Perlakuan Yesus terhadap dua sikap tersebut juga berbeda, yakni :
·         Bagi yang mengembangkan : dipuji & diajak berbahagia bersama tuannya.
·         Bagi yang tidak mengembangkan: talentanya akan diambil kembali dan mendapat hukuman dari tuannya.

2.     Tuhan memberikan kemampuan yang berbeda-beda kepada manusia. Kitab Suci mengisahkannya melalui perumpamaan tentang seorang tuan yang memberikan talenta dengan jumlah yang berbeda-beda kepada hamba-hambanya. Hamba yang bertanggung jawab dan mengembangkan talenta akan mendapat hasil yang berlipat ganda, dipuji oleh tuannya dan diajak untuk berbahagia bersama tuannya. Sementara hamba yang malas mengembangkan talenta tidak mendapatkan apa-apa dan tidak berkembang. Ia mendapat hukuman dari tuannya.
   Tuhan menghendaki agar kita tidak menjadi orang yang malas, tetapi menjadi orang yang sadar akan kemampuan masing-masing dan mengembangkannya dengan berbagai cara.
    Karena kemampuan berbeda-beda, kita perlu saling mengisi, saling belajar,dan saling melengkapi sehingga kemampuan kita dapat berkembang. Orang-orang yang memiliki kemampuan lebih harus bisa memanfaatkannya untuk membantu sesama yang belum mampu.
5    Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan kemampuan atau talenta kita.
a.       Coba menirukan bakat atau kemampuan orang lain
b.      Bertanya atau minta diajari orang lain
c.       Melatih diri terus menerus
d.      Bergabung dalam suatu kelompok, misalnya  klub, sanggar, atau kelompok – kelompok yang memiliki bakat atau kertertarikan yang sama.


















Tidak ada komentar:

MATERI PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS XII: BAB V PERAN SERTA UMAT KATOLIK DALAM MEMBANGUN BANGSA INDONESIA

BAB V PERAN SERTA UMAT KATOLIK DALAM  MEMBANGUN BANGSA INDONESIA                A.    Situasi Negeri kita saat ini 1.       ...