BAB 1
AKU CITRA ALLAH YANG UNIK
Pengertian kata “Citra”
v Kata “Citra” dapat diartikan sebagai
gambaran (image) yang menunjuk pada identitas atau ciri seseorang atau
kelompok.
v Kata “Citra” biasanya juga dikaitkan
dengan suatu nilai yang dianggap ideal dan baik, dan umumnya terkait erat
dengan tindakan, sifat atau karakter seseorang.
v Istilah “Citra” juga mempunyai makna
keserupaan, gambaran atau kemiripan antara seseorang atau kelompok yang
dicitrakannya.
v Istilah “Citra” merupakan perpaduan
arti dari kata-kata “Gambar” dan “Rupa”
Allah menciptakan segala sesuatu,
termasuk manusia baik adanya. Manusia menjadi ciptaan yang termulia dari segala
makhluk hidup. Dunia beserta isinya diserahkan kepada manusia. Karena
akal-budinya, manusia tidak hanya mampu mempertahankan hidupnya dan
mempertahankan jenisnya, tetapi juga mampu memperkembangkan dan dan
meningkatkan mutu hidupnya.
Manusia
tidak hanya mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tetapi dapat mengolah
dan mengatur, merubah dan menguasai lingkungannya, serta menguasai dan
memanfaatkan ciptaan-ciptaan lainnya.
Dalam
hal inilah manusia merupakan “ Citra Allah”.
Kata
“Citra Allah” terungkap dalam Kitab Kejadian. Kisah penciptaan manusia dalam
Kitab Kejadian memakai 2 iastilah yang saling melengkapi dan saling memperbaiki
yaitu:
v
Istilah
“GAMBAR” (Bahasa Ibrani: Salem)
v Istilah “RUPA” (Bahasa Ibrani: Demuth)
Manusia diciptakan sebagai “Citra
Allah” artinya: Manusia diciptakan Allah menurut Gambar dan Rupa Allah
sendiri (Kejadian 1: 26-27).
Kata “segambar “ dan “serupa”
sekaligus melukiskan secara tepat bahwa manusia dan Allah berbeda..
Sejauh terluliskan dalam Kitab Suci,
istilah “Citra Allah” itu hanya dikatakan pada manusia, dan tidak dikenakan
kepada ciptaan Tuhan lainnya. Hanya
manusialah yang disebut “Citra Allah”.
Karena
manusia diciptakan sebagai “Citra Allah”, manusia memiliki martabat sebagai
pribadi artinya adalah:
v
Manusia
bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang
v
Manusia
mengenal dirinya sendiri dan menjadi tuan atas
dirinya sendiri.
v
Manusia
mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain
v
Manusia
dipanggil untuk membangun relasi dengan Allah, PenciptaNya.
Manusia diciptakan sebagai “Citra
Allah” mempunyai arti yang mendalam yaitu:
v Allah menciptakan manusia seperti Dia
sehingga dapat berdialog dengan Dia
v Manusia dijadikan partner, sahabat dab
rekan kerja Allah didunia yang dapat disapa dan menjawab.
v Manusia direncanakan untuk terus
berhubungan dan bersatu dengan Allah, sehingga seluruh umat manusia mempunyai
tujuan yang sama yaitu: Bersatu dengan Allah”
Sebagai “Citra Allah”, Allah telah
memberikan karunia khusus berupa:
v Akal budi
v Kebebasan
v Hatu Nurani
Karunia
atau kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan
ciptaan Tuhan lainnya.
Manusia
adalah ciptaan Allah yang bermartabat luhur, siapapun orangnya, ia adalah Citra
Allah, yang serupa dan segambar dengan Allah dan ia menjadi wakil Allah didunia
ini.
Manusia
diciptakan Allah sebagai makhluk yang bersifat rohani-jasmani. Maka tujuan
hidup manusia tidak hanya terbatas pada kebutuhab hu\idup materiil atau
biologis saja, melainkan terarah kepada yang lebih luhur dan mulia yaitu Kesempurnaan,
keindahan dan kebahagiaan.
Sebagai makhluk yang berakal budi, manusia tidak hanya
mempunyai dorongan-dorongan dasar seperti makhluk-makhluk lainnya, tetapi juga
mempunyai dorongan yang lebih luhur yaitu:
v
Dorongan
untuk menaklukan dan menguasai alam
v
Dorongan
untuk membangun hidup bersama yang lebih baik
v
Dorongan
untuk memberikan sesuatu dari dirinya sendiri kepada orang lain
v
Dorongan
untuk membahagiakan orang lain (inilah yang kita sebut dengan Cinta Kasih)
Dalam
hal-hal tersebut, manusia mampu mengekspresikan diri dengan kesadaran jasmani
dan rohani serta berbeda dari ciptaan allah yang lain.
Allah
menciptakan manusia, pria dan wanita. Pria dengan segala sifat dan bakatnya
lebih mencerminkan daya-cipta Allah. Sedangkan wanita dengan kelembutan,
keindahan dan kasih sayangnya, memancarkan daya cinta Allah. Hanya melalui
mereka berdua itulah Allah menciptakan mujizatNya yang paling indah yaitu hidup
yang baru.
Mereka saling melengkapi,
membahagiakan dan saling mencinta. Kehendak Allah yang mencipta segala sesuatu
dan baik adanya tercermin dalam Kitab Kejadian 1:26-2:17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar