BAB II
MEMPERJUANGKAN NILAI-NILAI PENTING DALAM
HIDUP BERMASYARAKAT
|
1.
A. Memperjuangkan Keadilan
a. Kasus-kasus Ketidakadilan:
Dalam sejarah bangsa kita, sejak
jaman penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, kemudian pada jaman demokrasi
terpimpin, dan rezim orde baru, rakyat kecil sering mengalami tindakan yang
tidak adil. Pada zaman reformasi ini pun ketidakadilan itu tidak surut, tetap
berlangsung. Ketidakadilan itu tampak nyata dalam bentuk-bentuk antara lain:
·
Tindakan
perampasan dan penggusuran hak milik orang, pencurian, perampokan, dan korupsi:
·
Tindakan
pemerasan, KKN, dan rekayasa
·
Tindakan
atau keengganan membayar utang, termasuk kredit macet, yang berbuntut merugikan
rakyat kecil, dan sebagainya.
Semua tindakan tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat kita, sadar atau tidak sadar, sering tidak
menghormati hak miliki orang, termasuk hak milik masyarakat dan Negara.
b. Akar Masalah Ketidakadilan
Berbagai ketidakadilan yang menyengsarakan dan memiskinkan
mayoritas bangsa kita lebih banyak disebabkan atas sistem dan struktur sosial,
politik, ekonomi, dan budaya yang diciptakan oleh penguasa. Sistem sosial, politik, dan ekonomi yang dibangun oleh
penguasa dan pengusaha sering menciptakan ketergantungan rakyat kecil. Di
samping itu, pembangunan ekonomi, sosial, politik dunia dewasa ini belum menciptakan
kesempatan yang luas bagi “orang-orang kecil”, tetapi justru mempersempit ruang
gerak mereka untuk mengungkapkan jati dirinya secara penuh.
Ada berbagai
bentuk ketidakadilan, misalnya sikap diskriminatif dan tidak berprikemanusiaan
terhadap kaum perempuan, pendatang/imigran.Penganiayaan karena asal-usul etnis ataupun atas dasar kesukuan
yang kadang-kadang berakibat pembunuhan masal. Penganiayaan terhadap orang-orang yang memiliki kepercayaan tertentu oleh
partai-partai penguasa karena ingin mempertahankan kepercayaan yang mereka
anut. Perlakuan semena-mena terhadap orang-orang dari
aliran politik tertentu masih sering terjadi. Nasib orang-orang jompo,
yatim-piatu, orang sakit dan cacat sering tidak diperhatikan. Orang-orang ini
tentu saja sangat menderita karena tidak mampu berbuat apa-apa.
Teks Kitab Suci: Amos 5: 7-13
7 Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan
menghempaskan kebenaran ke tanah! 8 Dia yang telah membuat binatang kartika dan
binatang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi, dan yang membuat siang
gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas
permukaan bumi – Tuhan itu namanya.9Dia yang menimpakan kebinasaan atas yang
kuat, sehingga kebinasaan datang atas tempat yang berkubu.10Mereka benci kepada
yang memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada mereka yang
berkata dengan tulus ikhlas. 11Sebab itu, karena kamu menginjak orang-orang
yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, sekalipun kamu telah
mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun
kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya. 12
Sebab aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar,
hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap, dan
yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang. 13Sebab itu orang yang
berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu
yang jahat.
Pertanyaannya:
1. Kepada siapa kata-kata keras dari nabi
Amos itu ditujukan?
2. Bentuk-bentuk ketidakadilan apa yang
dikecam oleh nabi Amos?
3. Kelompok mana yang dibela oleh nabi
Amos? Mengapa?
c. Arti dan makna Keadilan
Keadilan berarti memberikan kepada setiap orang apayang
menjadi haknya, misalnya hak untuk hidupwajar, hak untuk memilih
agama/kepercayaan, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk bekerja, hak
untuk memiliki sesuatu, hak untuk mengeluarkan pendapat, dan sebagainya.
Keadilan menunjuk pada suatu keadaan, tuntutan, dan
keutamaan.
d. Distingsi (Pembedaan) Keadilan
Jenis-Jenis Keadilah: keadilan
komutatif, distributif, dan keadilan legal.
Keadilan komutatif menuntut kesamaan dalam pertukaran,
misalnya mengembalikan pinjaman atau jual beliyang berlaku pantas, tidak ada
yang rugi.
Keadilan distributif menuntut kesamaan dalam membagikan
apa yang menguntungkan dan dalam menuntut pengurbanan. Misalnya, kekayaan alam
dinikmati secara adil dan pengorbanan untuk pembangunan dipikul bersama-sama
dengan adil.
Keadilan Legal menuntut kesamaan hak dan kewajiban
terhadap Negara sesuai dengan undang-undanag yang berlaku.
Keadilan Individual; perwujudan keadilan yang tergantung
pada pribadi-pribadi, dapat diberi contoh, msalnya: upah yang tergantung pada
sang majikan untuk para karyawan atau buruh.
Keadilan sosial: perwujudan keadilan yang tergantung
dari struktur dan proses politik, ekonomi, sosial dan budaya, mau mengatakan bahwa misalnya seorang buruh tidak
hanya tergantung pada rasa keadilan sang majikan, tetapi juga dari situasi
ekonomi dan politik yang ada.
e. Keadilan adalah Dasar Masyarakat dan
Negara
Keadilan adalah keutamaan
sosial yang paling mendasar. Sebab keadilan tidak
hanya mengatur kehidupan orang perorangan, melainkan kehidupan bersama
antar-manusia.
f.
Landasaran
untuk Memperjuangkan Keadilan
·
Negara
Dalam pembukaan UUD 1945 dikatakan bahwa menciptakan keadilan
sosial merupakan salah satu tugas utama Republik Indonesia.Tuntutan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indoensia tersebut di jabarkan dalam pasal 33 dan 34
yang menentukan bagaimana perekonomian nasional harus disusun.Ayat pertama
pasal 33 mengungkapakan semangat yang harus menjiwai penyelenggaraan
perekonomian nasional yaitu semangat kekeluargaan.Kekeluargan berarti bahwa
dalamproduksi, kita tidak bekerja hanya untuk diri kita semata-mata melainkan
kita bekerja untuk kita semua.
·
Gereja
Gereja harus tetap mewartakan firman yang ketujuh, yakni perintah “jangan mencuri”. Jangan mencuri sesuai dengan maksud aslinya berarti jangan
mencuri orang. Jangan menculik dan kemudian menjualnya
sebagai budak. Menculik dianggap sama dengan membunuh. Merampas kebebasan
sesorang sama dengan mengambil hidupnya. Firman Tuhan yang ketujuh ini kemudian
diperluas oleh Gereja menjadi “jangan mencuri milik orang”. Mengambil milik
orang itu melanggar keadilan. Ensiklik - ensiklik para paus merupakan acuan
bagi ajaran sosial Gereja, namun bukan satu-satunya. Contoh:
Ø Ensiklik Rerum Novarum (Paus Leo XIII) dan Quadragessimo Anno (Paus Pius XI) antara lain berbicara tentang
keadilan terhadap para buruh.
Ø Ensiklik Pacem in Terris (Paus Yohanes XXIII) berbicara tentang perdamaian
antara bangsa-bangsa dalam kebenaran, keadilan, dan kemerdekaan.
Ø Ensiklik Populorum Progressio (Paus Paulus V) menyinggung kesenjangan antara
Negara-negara kaya dan Negara-negara miskin di dunia ini.
g. Pola Pendekatan menegakkan Keadilan
Tentu saja ada banyak pola atau cara untuk memperjuangkan
keadilan, antara lain:
·
Pendekatan
karitatif saja kiranya tidak cukup, sebab pola ini meninabobokan kaum
tertindas,
·
Pola
proyek tidak manusiawi, karena kaum tertindas hanya di jadikan objek penanganan
·
Pola
yang agak baik adalah pola kooperatif, bersama-sama memperjuangkan keadilan.
Langkah-langkah yang harus diambil adalah:
Pertama: Orang perlu mempelajari dengan baik
masalah-masalah hak-hak dasar manusia, sehingga orang dapat menentukan mana
yang perlu dilindungi dan mana yang perlu ditegaskan.
Kedua: Keadilan hanya dapat diperjuangkan
dengan memberdayakan mereka yang menjadikorban ketidakadilan
Ketiga: Cara bertindak yang tepat adalah
dengan memberikan suatu kesaksian hidup melalui keterlibatan untuk mencapai
suatu keadilan dalam diri kita sendiri dan lingkungan kita
Keempat: Usaha memperjuangkan keadilan tidak
boleh menggunakan kekerasan tetapi dengan semangat cinta kasih.
Evaluasi:
1. Jelaskanlah akar masalah
ketidakadilan!
2. Jelaskanlah arti dan makna keadilan!
3. Jelaskanlah distingsi (pembedaan) keadilan!
4. Jelaskanlah ajaran Gereja tentang
keadilan!
5. Jelaskanlah langkah-langkah yang
harus diambil dalam memperjuangkan keadilan berdasarkan pola kooperatif!
B.
Memperjuangkan Kebenaran
A.
Bentuk-bentuk Kebohongan
·
Berdusta atau saksi dusta: Berdusta berarti mengatakan yang
tidak benar dengan maksud untuk menyesatkan.Dusta adalah pelanggaran paling
langsung terhadap kebenaran.
·
Rekayasa atau manipulasi. Rekayasa atau manipulasi berarti
menyiasati atau membawa orang lain kepada suatu tujuan yang menguntungkan diri
sendiri, yang mungkin saja orang lain mendapat rugi.
·
Asal bapak senang (ABS). Kata-kata dan sikap manis yang
dilakukan sekedar untuk menyenagkan atasan, yang mungkin saja jauh dari
kebenaran.
·
Fitnah dan umpatan. Fitnah dan umpatan adalah tindakan
yang sangat jahat, sebab yang difitnah tidak hadir untuk membela diri. Fitnah
dapat berkembang tanpa saringan.
B.
Sebab-sebab Kebohongan
·
Orang berbohong hanya sekedar iseng. Orang
dapat berbohong hanya karena mau menikmati kesenangan murahan.
·
Orang
berbohong untuk memperoleh keuntungan tertentu. Para pedagang misalnya dapat berbohong, supaya mendapat keuntungan sebesar-besarnya.
·
Orang
berbohong karena berada dalam situasi terjepit.
C.
Akibat Kebohongan
·
Bagi
diri sendiri: kehilangan kepercayaan, kemerosotan pribadi.
·
Bagi
orang yang dibohongi: mendapatkan gambaran yang salah dan dapat bertindak fatal
bagi dirinya. Orang yang dibohongi dapat masuk ke dalam komunikasi dan relasi
yang semu dengan yang membohonginya.
·
Bagi
masyarakat luas: tindakan penipuan, rekayasa, dan manipulasi dapat merugikan bagi masyarakat
luas.
DUSTA DAN KEBENARAN MENURUT KITAB SUCI
·
Dalam
Kitab Suci, kebenaran tidak hanya berarti tidak berbohong, tetapi juga berarti
mengambil bagian dalam kehidupan Allah. Allah adalah sumber kebenaran, karena
Allah selalu berbuat sesuai dengan janji-Nya. Maka Allah berfirman: “jangan bersaksi dusta”.
·
Dengan
kesaksian palsu, orang dicelakakan, karena ia dihukum secara tidak adil dan
tata keadilan dijungkirbalikan. Sebetulnya masalahnya bukan ”bohong”, melainkan tidak adanya
kepastian hukum yang dapat diandalkan. (Baca:
Keluaran 23: 1-3.6-8).
1Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau
membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar.2 Janganlah
engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan
kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan
orang membelokkan hukum.3Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam
perkaranya.
6 Janganlah engkau memperkosa hak orang
miskin di antaramu dalam perkaranya.7Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara
dusta. Orang yang tidak bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh,
sebab Aku tidak akan membenarkan orang yang bersalah. 8Suap janganlah
kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan
memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.
·
Dalam
tradisi Gereja, firman Tuhan kedelapan
itu sudah ditafsirkan secara luas. Kita dilarang untuk berbohong dalam segala
bentuknya. Bagi Orang Kristen, mengatakan kebenaran adalah ungkapan cinta
kasih. Jujur tidak hanya bicara sesuai dengan kenyataan, melainkan harus
mengungkapkannya dalam semangat cintakasih. Maka kita tidak perlu mengungkapkan
semua kebenaran dengan sejujur-jujurnya tanpa memikirkan perlunya, akibatnya,
dan kewajarannya. Ada kalanya kebenaran tidak perlu disebut-sebut, karena bila
disebut akan berdampak buruk. Diam atau menyimpan kebenaran tidak otomatis
berdusta. Orang harus menggunakan lidahnya dengan bijaksana. (Matius 12:
36-37). Apalagi kalau kebenaran itu berhubungan dengan masalah rahasia jabatan
(imam, dokter, advokat). Kebenaran tidak boleh diungkapkan kepada siapapuntanpa
mempertimbangkan perlunya dan tanpa persetujuan orang yang bersangkutan.
·
Dalam
Kitab Suci Perjanjian Baru, dikatakan bahwa Yesus adalah kebenaran. Dengan
kebangkitan-Nya, Allah menyatakan bahwa Yesus adalah orang benar. Ia adalah
pewahyuan dari Allah sendiri. Membela kebenaran berarti juga memperjuangkan
kehendak Allah dan meneladani Yesus sang kebenaran sendiri.
Evaluasi:
1. Jelaskanlah bentuk-bentuk kebohongan!
2. Jelaskanlah sebab-sebab kebohongan!
3. Jelaskanlah akibat-akibat kebohongan!
4. Jelaskanlah dusta dan kebohongan
menurut Kitab Suci!
C.
Memperjuangkan Kejujuran
A.
Arti dan makna Kejujuran
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia ditulis, jujur berarti tidak curang dan tidak
berbohong. Jujur juga kerap diartikan satunya kata
dengan perbuatan.Apa yang ada di dalam hati sama dengan apa yang di katakan.
Makna kejujuran dapat disebut antara lain:
Ø Kejujuran dapat menjadi modal utama
untuk perkembangan pribadi dan kemajuan kelompok. Orang yang jujur akan
sanggupmenerima kenyataan pada diri sendiri, pada orang lain dan kelompok.
Sikap ini dapat membawa banyak perkembangan pribadi dan kelompok.
Ø Kejujuran menimbulkan kepercayaan
yang menjadi landasan pergaulan dan hidup bersama! Tanpa kekujuran orang tidak
dapat bergauldan hidup secara wajar.
Ø Kejujuran dapat memecahkan banyak
persoalan. Baik persoalan pribadi, kelompok, masyarakat maupun Negara.
B.
Bagaimana memperjuangkan kejujuran?
Ø Kejujuran adalah suatu sikap yang
tidak dapat dicapai dengan suatu program jangka pendek yang bersifat teknis
operasional belaka.
Ø Gerakan moral ini sungguh murni
gerakan moral.
Ø Gerakan moral jangan sekedar menjadi
gerakan rohani, tetapi bermuara pada aksi untuk pembaharuan dan pembangunan
masyarakat yang sejahtera dan adil.
Ø Gerakan moral boleh saja diinspirasi
dan diprakarsai dari atas tetapi sebaiknya mulai tumbuh dan menguat dalam
basis-basis umat.
Ø Pendekatan yang dipakai hendaklah
bersifat proses yang komunikatif.
Ø Gerakan moral harus mulai dari diri
kita sendiri dan kelompok itu sendiri, jangan menunggu.
Evaluasi:
1. Jelaskan arti dan makna kejujuran!
2. Bagaimanacara memperjuangkan
kejujuran?
3. Mengapa kita perlu bersikap jujur
dalam hidup? jelaskan!
D.
Memperjuangkan Perdamaian dan
Persaudaran sejati
1.
Berbagai fakta pertikaian/konflik
yang terjadi di tengah masyarakat:
a. Pertikaian yang bernuansa balas
dendam antara dua kampung yang terjadi di Timika, Papua.
b. Pertikaianan yang bernuansa politik
di elite politik level atas antara oknum polisi dan kejaksaan melawan petinggi
KPU
c. Pertikaian yang bernuansa hak
intelektual dan hak cipta antara bangsa Indonesia dengan Malaysia, karena cukup
banyak karya cipta bangsa Indonesia yang diklaim Malaysia
d. Pertikaian politik dalam Pansus
Skandal Bank century, dalam upaya membongkar skandal Bank Century yang
menyebabkan Indonesia kecolongan sebesar 6,7milyar rupiah.
e. Pertikaian yang terjadi di
TanjungPriok antara warga dengan satpol PP dan polisi yang akan mengeksekusi
tanah makam di kawasan tersebut.
2.
Alasan yang melatarbelakangi
terjadinya konflik tersebut:
a.
Fanatisme sempit: sikap fanatik terhadap suatu
keyakinan bukanlah sesuatu yang tidak baik. Justru diperlukan sikap tersebut di
dalam menghayati sebuah keyakinan. Masalah muncul ketika sikap fanatik itu
menjadi perwujudan dari semangat fanatisme yang sempit. Artinya, sikap fanatik
yang dihayati tidak disertai dengan keterbukaan terhadap segala sesuatu yang
ada di luar keyakinannya dan menganggap bahwa keyakinannyalah yang paling
benar.
b.
Sikap arogan/angkuh. Selalu ada suku atau bangsa yang
merasa diri kuat dan dapat bertindak secara sepihak dan sewenang-wenang.
c.
Keserakahan: banyak pertikaian dan perang
berlatar-belakang ekonomi karena ingin merebut harta karun tertentu. Demi harta
dan uang, orang dapat berbuat apa saja, termasuk perang.
d.
Merebut kemerdekaan dan
mempertahankan hak.
Kadang-kadang perang terpaksa dilakukan untuk merebut kemerdekaan dan
mempertahankan hak.
3.
Apa akibatnya bila terjadi konflik
antar warga?
a.
Kehancuran secara jasmani dan fisik: perang dapat menyebabkan banyak
orang mati, sekian banyak sarana dan prasarana hancur dan sebagainya. Dalam
setiap pertikaian dan peperangan selalu berlaku pepatah: “menang jadi arang,
kalah jadi abu”.
b.
Kehancuran secara Rohani. Dalam perang dapat terjadi segala
kejahatan terhadap kemanusiaan. Perang menyisakan trauma dan luka pemerkosaan
terhadap martabat dan peradaban manusia. Perang dapat saja membawa akibat yang
baik tetapi tidak sebanding dengan kehancuran yang diakibatkannya, apalagi di
zaman modern ini.
4.
Mendalami kedamaian dalam Terang
Kitab suci
1.
Perjanjian Lama
Kita suci Perjanjian Lama sering berbicara tentang shalom.
Kata shalom berarti kesejahteraan pribadi dan masyarakat. Dalam hidup sehari-hari damai berarti sehat jasmani dan
kesejahteraan keluarga.
2.
Ajaran Yesus tentang Damai
Yesus berkata: ”Damai sejahtera
Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang
Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu” (Yoh. 14:27).Damai macam
apakah yang ditinggalkan oleh Yesus?Damai yang diajarkan oleh Yesus
membersihkan dunia ini dari segala macam kejahatan dan kedurhakaan.Damai itu
benar-benar damai bagi mereka yang sejiwa dengan Yesus.Damai adalah suatu
pencapaian kebenaran dan hasil perjuangan serta pergulatan batin.Damai bukan
hanya tidak ada perang atau kekacauan.Lebih dari itu, damai berarti suatu rasa
ketenangan hati karena orang memiliki hubungan yang bersih dengan Tuhan,
sesama, dan dunia.Damai sejahtera yang menampakkan Kerajaan Allah.
3.
Ajaran Gereja tentang Perdamaian
Damai berarti situasi selamat sejahtera dalam diri manusia. Perdamaian adalah keadilan.Perdamaian adalah
hasil tatanan masyarakat manusia yang haus akan keadilan yang lebih sempurna.
Damai merupakan kesejahteraan tertinggi yang sangat diperlukan untuk
perkembangan manusia dan lembaga-lembaga kemanusiaan.Dalam hal ini mengandaikan
adanya tatanan sosial yang adil dan yang menjamin ketenangan serta keamanan
hidup setiap orang.Setiap orang sadar atau tidak sadar mempunyai empat relasi
dasar.Keempat relasi dasar itu ialah
relasi denga Tuhan atau dunia atas, relasi dengan sesama, relasi dengan alam
semesta dan relasi dengan diri sendiri.Harmoni di antara keempat relasi
tersebut sangat menentukan situasi hidup manusia.Damai dengan diri sendiri,
dengan sesama, dengan alam semesta, dan dengan Tuhan merupakan satu kesatuan
yang saling berkaitan.
5.
Memperjuangkan perdamaian dan
Persaudaraan Sejati
1.
Perjuangan Mahatma Ghandi
Mahatma Ghandi adalah seorang
pemimpin moral dan spiritual yang pantas dicontoh. Ada dua mantra peninggalan
Ghandi yang dapat menjadi pegangan para pemimpin di manapun, yang menekankan
perjuangan tanpa kekerasan. Kedua mantra itu adalah ahimsa dan satya Graha.
Ahimsa adalah falsafah pantang kekerasan yang ia kembangkan. Satyagraha adalah
aksi perjuangan yang tidak memakai kekuasaan.
2.
Perjuangan Gereja untuk menegakkan
Perdamaian dan Persaudaraan Sejati
· Mempelajari dengan cermat ajaran
Yesus, ajaran Gereja dan ajaran tokoh-tokoh perjuangan perdamaian seperti
Ghandi tentang arti dan makna perdamaian.
· Jadikanlah usaha menegakkan
perdamaian dan persaudaran sejati ini suatu gerakan moral
· Jadikanlah gerakan moral ini suatu
gerakan mulai dari akar rumput
· Mulailah dari diri dan golongan
sendiri menghayati budaya damai dan persaudaraan sejati.
E.
Evaluasi:
1. Sebut dan jelaskanlah alasan-alasan
yang melatarbelakangi terjadinya konflik!
2. Jelaskanlah akibat-akibat bila
terjadi konflik!
3. Jelaskanlah ajaran Kitab Suci, Yesus
dan Gereja tentang perdamaian dan persaudaraan sejati
4. Bagaimana perjuangan Mahatma Ghandi
dalam menegakkan perdamaian di India? Jelaskanlah!
E.
Lingkungan Hidup yang Indah dan
Harmonis
A.
Tanah: manfaat tanah
1. Tanah adalah sumber kehidupan
2. Tanah adalah tempat tinggal
3. Tanah adalah simbol persatuan
B.
Manfaat Flora
1. Hutan membantu manusia untuk bernafas
2. Hutan mengatur suhu udara
3. Hutan mendatangkan Hujan
4. Hutan menjadi Tempat Tinggal
Margasatwa
5. Hutan Menyimpan Air
6. Hutan Melindungi Tanah
C.
Manfaat Fauna
1. Manfaat fauna bagi manusia: sebagai
sarana transportasi, sarana kerja maupun diambil dagingnya sebagai makanan.
2. Manfaat Fauna bagi sesama Fauna: ada
satu kerja sama yang rapi, misalnya: semut, burung parkit.
3. Manfaat Fauna bagi Flora: membantu
penyebarluasan tanaman tertentu. Misalnya: kelelawar, musang, tupai yang
membuang kotorannya yang mengandung biji-bijian suatu tanaman yang dimakannya
dapat membantu pertumbuhan dan penyebaran tersebut di tempat ia membuang
kotoran.
4. Manfaat Fauna bagi Tanah: Kotoran
binatang dapat menjadi pupuk yang dapat menyuburkan tanah.
D.
Kitab Suci: Kejadian 1: 1-24
(1) Pada mulanya Allah menciptakan
langit dan bumi. (2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap
gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan
air. (3) Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu
terang itu jadi. (4) Allah
melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. (5) Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. (6) Berfirmanlah Allah: "Jadilah
cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." (7)
Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah
cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. (8) Lalu Allah menamai cakrawala itu
langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
kedua. (9) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah
segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan
yang kering." Dan jadilah demikian. (10) Lalu Allah menamai yang kering itu
darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.(11) Berfirmanlah Allah:
"Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang
berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji,
supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. (12)
Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang
berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji.
Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 13) Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari ketiga. (14) Berfirmanlah Allah:
"Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari
malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan
masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, (15) dan
sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi
bumi."Dan jadilah demikian. (16) Maka Allah menjadikan kedua benda
penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang
lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. (17) Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, (18) dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan
terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (19)
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. (20)
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup,
dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."(21) Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan
segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan
segala jenis burung yang bersayap.Allah melihat bahwa semuanya itu baik.(22) Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya:
"Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut,
dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."(23)
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.(24)
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang
hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan
jadilah demikian.
Penjelasan: Kisah
penciptaan yang penuh simbolik di atas hanya akan mengatakan dua pesan pokok
berikut;
1. Segala sesuatu berasal dari Allah,
langsung atau tidak langsung. Sejalan dengan teori evolusi, kita harus
mengatakan bahwa betapa ajaibnya dari unsur alam yang amat sederhana.
2. Semua yang tercipta adalah baik.
E.
Evaluasi:
1. Jelaskanlah manfat tanah, flora dan
fauna bagi manusia!
2. Apa pesan pokok yang mau disampaikan
dalam kisah penciptaan dunia (Kejadian 1: 1-24)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar