BAB III
KEBERAGAMAN DALAM HIDUP BERMASYARAKAT
|
Kemajemukan Bangsa Indonesia
1. Keanekaragaman yang ada di dalam masyarakat
kita pada saat ini
·
Suku:
Batak, Jawa, Nias, Cina
·
Budaya:
Sunda, Jawa, Flores, Batak
·
Gaya
Hidup: menetap, sukaberkumpul
·
Agama:
Islam, Hindu, Katolik, Protestan
·
Bahasa:
Sunda, Hindu, Jawa
·
Pulau:
Jawa, Flores, Kalimantan
Sikap-sikap
yang harus dimiliki berhadapan dengan perbedaan:
§ Saling menghormati antara satu
kelompok dengan kelompok yang lain
§ Mencari dan berusaha menemukan titik
kesamaan. Semangat kesatuan itu membuat Indonesia merdeka
2. Dua hal yang perlu diusahakan oleh
umat Katolik dalam bersikap menghadapi kemajemukan, yaitu:
§ Membongkar sikap eksklusif
Upaya-upaya konkret untuk membangun kehidupan bersama harus
dikembangkan dengan menghapus semangat primordial dan semangat sektarian. Dengan demikian, diperlukan pula usaha-usaha untuk menghapus
sekat-sekat dan pengkotak-kotakan masyarakat yang ada.
§ Membangun semangat inklusif
Dalam masyarakat majemuk, setiap orang harus berani menerima
perbedaan sebagai suatu rahmat. Perbedaan/keanekaragaman adalah keindahan dan merupakan faktor yang
memperkaya. Adanya perbedaan
itu memberi kesempatan untuk berpartisipasi menyumbangkan keunikan dan
kekhususannya demi kesejahteraan bersama, bukan sebagai modal untuk memunculkan
suatu konflik/perselisihan. Kecuali itu, perlu dikembangkan sikap saling
menghargai, toleransi, menahan diri, rendah hati, dan rasa solidaritas demi kehidupan yang tenteram, harmonis dan
dinamis. Setiap orang bahu-membahu menata masa depan yang lebih cerah, lebih
adil, makmur dan sejahtera. Mengusahakan tata kehidupan yang adil dan beradab
dan mengusahakan kegiatan dan komunikasi lintas suku, agama dan ras.
3. Pandangan Kitab Suci mengenai
Keberagaman tersebut
v Pada bagian awal Kitab Kejadian
(Kejadian 1: 1-2; 25)
Tentang kisah
penciptaan: hari ke-1 sampai dengan hari ke-6, Allah menciptakan dari yang
tidak ada menjadi ada, entah itu ciptaan yang bernapas maupun yang tidak
bernapas. Allah menciptakan terang dan gelap, siang dan malam, memisahkan diri
dari daratan. Tidak ada makhluk yang sama satu dengan
yang lain. Pluralitas yang ada dan
terkadang bukan ditujukan untuk terbentuknya kelompok eksklusif yang dapat
memicu munculnya konflik atau pertentangan.
v Pengalaman Bangsa Israel.
Bangsa Israel
memiliki kebanggan yang tidak dapat disamai oleh bangsa-bangsa lain sampai hari
ini. Dalam perjalanan waktu Bangsa Israel menyebut Tuhan dengan disertai nama
Abraham dan keturunannya: Allah Abraham, Ishak, Yakub. Berbicara mengenai
keturunan berarti berbicara mengenai proses. Kebanggan bangsa Israel semakin dipertegas dengan dipilihnya Yakub oleh Allah. Ketika mereka
diperbudak di Mesir.Rasa senasib itu semakin kuat sehingga mereka bisa
menyelamatkan diri.
v Pada Zaman Yesus.
Bangsa
Israel dijajah Bangsa Romawi, ada perbedaan antara orang Samaria dan orang
Yahudi. Rasa kebangsaan orang Yahudi karena ada keyakinan dan harapan akan
janji Allah yang diberikan kepada mereka.
4. Tindakan-tindakan konkret yang
dilakukan dalam menghadapi keanekaragaman yang ada dalam masyarakat:
·
Toleransi
terhadap kehadiran agama, budaya dan suku lain
·
Membangun
semangat dialog: membersihkan lingkungan tempat tinggal
·
Bergaul
tanpa memandang suku, agama, dan ras
5. Keprihatinan-keprihatinan hidup
manusia yang dapat merusak kedamaian dan persatuan bangsa:
·
Keretakan
hidup berbangsa dan bernegara dan formalisme agama
·
Korupsi
·
Kemiskinan
·
Pengangguran
·
Kriminalitas
·
Kekerasan
dalam Rumah Tangga
·
Lingkungan
Hidup yang rusak
6. Faktor-faktor yang menyebabkan
timbunya keprihatinan-keprihatinan:
Gereja
menyadari dirinya sebagai bagian integral dari masyarakat dan dunia sehingga
umat Katolik tidak mungkin untuk menutup diri dan tidak peduli terhadap apa
yang terjadi di luar Gereja. Kesadaran akan adanya kewajiban inilah yang
memungkinkan umat Katolik memiliki motivasi untuk ambil bagian dalam penanganan
keprihatinan masyarakat dan dunia.
7. Sikap dan perjuangan Gereja dalam
mengupayakan perdamaian dan persatuan umat manusia demi terwujudnya Kerajaan
Allah
Sebagaimana
diuraikan dalam refleksi SAGKI, Gereja hendak membaharui hidup dalam Habitus
Baru.Perubahan diri, dalam arti pertobatan, hendaknya dimengerti sebagai
kembali kepada misteri natal. Bertobat bukan hanya berarti
perubahan hidup dari buruk/bersekutu dengan dosa berubah menjadi baik, tetapi
harus dimengerti secara radikal, yaitu perubahan dari baik menjadi lebih baik;
kalau sudah lebih baik berubah lagi menjadi terbaik atau sempurna. Umat katolik
belum sempurna menjadi murid Kristus jika baru sampai pada level menjadi orang
baik saja. Umat Katolik dituntut mempunyai semangat magis. Semangat magis
adalah semangat dalam diri orang yang menandakan bahwa orang itu sendiri
menginginkan yang terbaik dalam segala hal. Oleh karena itu, orang itu tidak
membandingkan dirinya dengan orang lain, mereka tidak memamerkan keunggulannya
pada orang lain, serta tidak meremehkan orang lain.
Mendalami Keanekaragaman dan
Kesatuan Suatu Bangsa dalam Terang Iman Kristiani
1.
Mendalami Ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja
a.
Mendalami Ajaran Pesan
Kitab Suci
1)
Menyimak Ajaran Kitab
Suci
Kejadian 35:1-15
1Allah berfirman kepada Yakub:
"Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan buatlah di situ
mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari
dari Esau, kakakmu."2 Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan
kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa
asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah
pakaianmu.3 Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di
situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah
menyertai aku di jalan yang kutempuh."4 Mereka menyerahkan kepada Yakub
segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga
mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem.5 Sesudah
itu berangkatlah mereka. Dan kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota
sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar.6 Lalu sampailah
Yakub ke Lus yang di tanah Kanaan -- yaitu Betel --, ia dan semua orang yang
bersama-sama dengan dia.7 Didirikannyalah mezbah di situ, dan dinamainyalah
tempat itu El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri kepadanya di situ,
ketika ia lari terhadap kakaknya.8 Ketika Debora, inang pengasuh Ribka, mati,
dikuburkanlah ia di sebelah hilir Betel di bawah pohon besar, yang dinamai
orang: Pohon Besar Penangisan.9 Setelah Yakub datang dari Padan-Aram, maka
Allah menampakkan diri pula kepadanya dan memberkati dia.10 Firman Allah
kepadanya: "Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan
Israel, itulah yang akan menjadi namamu." Maka Allah menamai dia Israel.11
Lagi firman Allah kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah
dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan
terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu.12 Dan negeri ini
yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu
dan juga kepada keturunanmu."13 Lalu naiklah Allah meninggalkan Yakub dari
tempat Ia berfirman kepadanya.14 Kemudian Yakub mendirikan tugu di tempat itu,
yakni tugu batu; ia mempersembahkan korban curahan dan menuangkan minyak di
atasnya.15 Yakub menamai tempat di mana Allah telah berfirman kepadanya
"Betel".
Yohanes
4:1- 42
1Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah
mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada
Yohanes. 2 meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, 3
Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.4Ia harus melintasi
daerah Samaria. 5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama
Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.6 Di situ
terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk
di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. 7Maka datanglah seorang
perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku
minum." 8 Sebab murid-murid-Nya
telah pergi ke kota membeli makanan. 9Maka kata perempuan Samaria itu
kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang
Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria) 10Jawab
Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah
Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta
kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." 11 Kata perempuan
itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam;
dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? 12 Adakah Engkau lebih besar dari
pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah
minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" 13
Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 14
tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus
untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan
menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada
hidup yang kekal." 15 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah
aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk
menimba air." 16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu
dan datang ke sini." 17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai
suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak
mempunyai suami, 18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada
sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." 19
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau
seorang nabi. 20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu
katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." 21 Kata Yesus
kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa
kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu
kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa
Yahudi. 23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa
penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab
Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. 24 Allah itu Roh dan barangsiapa
menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." 25 Jawab
perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang
disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu
kepada kami." 26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang
berkata-kata dengan engkau." 27 Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya
dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan.
Tetapi tidak seorang pun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau:
Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?" 28 Maka perempuan itu
meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang
yang di situ: "Mari, lihat! Di sana
ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.
Mungkinkah Dia Kristus itu?" 30 Maka mereka pun pergi ke luar kota lalu
datang kepada Yesus. 31 Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya:
"Rabi, makanlah." 32 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka:
"Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." 33 Maka murid-murid itu
berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu
kepada-Nya untuk dimakan?" 34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku
ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku
berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah
menguning dan matang untuk dituai. 36 Sekarang juga penuai telah menerima
upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan
penuai sama-sama bersukacita. 37 Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang
seorang menabur dan yang lain menuai. 38 Aku mengutus kamu untuk menuai apa
yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik
hasil usaha mereka." 39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah
menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi:
"Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." 40
Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya,
supaya Ia tinggal pada mereka; dan Ia pun tinggal di situ dua hari lamanya. 41 Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi
percaya karena perkataan-Nya, 42 dan mereka berkata kepada perempuan itu:
"Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami
sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat
dunia.
2)
Penjelasan
-
Pada saat Mesias datang, bangsa Yahudi sudah dijajah oleh
bangsa Romawi, karena mereka lemah dan terpecah belah. Ketika Yesus ingin
mempersatukan mereka dalam suatu Kerajaan dan Bangsa yang baru yang bercorak
rohani, Yesus mengeluh bahwa betapa sulit untuk mempersatukan bangsa ini.
Mereka seperti anak-anak ayam yang kehilangan induknya .
-
Yesus bahkan berusaha untuk menyapa suku yang dianggap
bukan Yahudi lagi seperti orang-orang Samaria. Kita tentu masih ingat akan
sapaan dan dialog Yesus dengan wanita Samaria sumur Yakob.
-
Bagi orang Yahudi, orang Samaria adalah orang asing, baik
dari sisi adat-istiadat maupun agamanya. Dalam praktek hidup sehari-hari pada
zaman Yesus, antara orang Yahudi dan orang Samaria terjadi permusuhan. Orang
Yahudi menganggap orang Samaria tidak asli Yahudi, tetapi setengah kafir.
Akibatnya, mereka tidak saling menyapa dan selalu ada perasaan curiga. Yang
menarik untuk direnungkan adalah kesediaan Yesus menyapa perempuan Samaria dan
menerimanya. Dalam perbincangan dengan perempuan Samaria itu, Yesus menuntun
perempuannya sampai pada kesadaran akan iman yang benar. Bagi Yesus siapa pun
sama, perempuan Samaria bagi Yesus adalah sesama yang sederajat. Yesus tidak
pernah membedakan manusia berdasar atas suku, agama, golongan, dan sebagainya.
Di mata Tuhan tidak ada orang yang lebih mulia atau lebih rendah. Tuhan memberi
kesempatan kepada siapa pun untuk bersaudara. Tuhan menyatakan diri-Nya bukan
hanya untuk suku/golongan tertentu, tetapi untuk semua orang.
b.
Mendalami ajaran Gereja
1)
Menelusuri ajaran Gereja
“Tetapi kita tidak dapat
menyerukan nama Allah Bapa semua orang, bila terhadap orang-orang tertentu,
yang diciptakan menurut citra kesamaan Allah, kita tidak mau bersikap sebagai
saudara. Hubungan manusia dengan Allah Bapa dan hubungannya dengan sesama
manusia saudaranya begitu erat, sehingga Alkitab berkata: “Barang siapa tidak
mencintai, ia tidak mengenal Allah” (1Yoh 4:8).
Jadi tiadalah dasar bagi setiap teori atau praktik, yang mengadakan
pembedaan mengenai martabat manusia serta hak-hak yang bersumber padanya antara
manusia dan manusia, antara bangsa dan bangsa. Maka Gereja mengecam setiap
dikriminasi antara orang-orang atau penganiayaan berdasarkan keturunan atau
warna kulit, kondisi hidup atau agama, sebagai berlawanan dengan semangat
kristus. Oleh karena itu Konsili suci, mengikuti jejak para Rasul kudus Petrus
dan Paulus, meminta dengan sangat kepada Umat beriman kristiani, supaya bila ini
mungkin “memelihara cara hidup yang baik diantara bangsa-bangsa bukan Yahudi”
(1Ptr 2:12), dan sejauh tergantung dari mereka hidup dalam damai dengan semua
orang[13], sehingga mereka sungguh-sungguh menjadi putera Bapa di sorga”.
(NA.5)
Allah, yang sebagai Bapa
memelihara semua orang, menhendaki agar mereka semua merupakan satu keluarga,
dan saling menghadapi dengan sikap persaudaraan. Sebab mereka semua diciptakan
menurut gambar Allah, yang “menghendaki segenap bangsa manusia dari satu asal
mendiami seluruh muka bumi” (Kis 17:26). Mereka semua dipanggil untuk satu
tujuan yang sama, yakni Allah sendiri.
Oleh karena itu cinta kasih
terhadap Allah dan sesama merupakan perintah yang pertama dan terbesar. Kita
belajar dari Kitab suci, bahwa kasih
terhadap Allah tidak terpisahkan dari kasih terhadap sesama: “… sekiranya ada
perintah lain, itu tercakup dalam amanat ini: Hendaknya engkau mengasihi
sesamamu seperti dirimu sendiri … jadi kepenuhan hukum ialah cinta kasih” (Rom
13:9-10; lih. 1Yoh 4:20). Menjadi makin jelaslah, bahwa itu sangat penting bagi
orang-orang yang semakin saling tergantung dan bagi dunia yang semakin bersatu.
Bahakan ketika Tuhan Yesus berdoa
kepada Bapa, supaya “semua orang menjadi satu …, seperti kita pun satu” (Yoh
17:21-22), dan membuka cakrawala yang tidak terjangkau oleh akalbudi manusiawi,
ia mengisyaratkan kemiripan antara persatuan Pribadi-Pribadi ilahi dan
persatuan putera-puteri Allah dalam kebenaran dan cinta kasih. Keserupaan itu
menampakkan, bahwa manusia, yang di dunia ini merupakan satu-satunya makhluk
yang oleh Allah dikehendaki demi dirinya sendiri, tidak dapat menemukan diri
sepenuhnya tanpa dengan tulus hati memberikandirinya” (GS.24)
a) Apa pesan ajaran Ggereja dalam Nostra Aetate (NA) artikel 5 diatas?
b) Apa pesan ajaran Gereja
dalan Gaudium et Spes (GS) artikel 24 diatas?
c) Apa sikap umat kristiani
yang diharapkan?
2)
Penjelasan
Sikap Yesus harus menjadi sikap setiap orang Kristiani, maka perlu
diusahakan, antara lain:
a)
Sikap-Sikap yang Bersifat
Mencegah Perpecahan
-
Upaya-upaya konkret untuk membangun kehidupan bersama
harus dikembangkan dengan menghapus semangat primordial dan semangat sektarian
dengan menghapus sekat-sekat dan pengkotak-kotakan masyarakat menurut
kelompok-kelompok agama, etnis, dll.
b)
Sikap-Sikap yang
Positif/Aktif
-
Dalam masyarakat majemuk, setiap orang harus berani
menerima perbedaan sebagai suatu rahmat. Perbedaan/keanekaragaman adalah
keindahan dan merupakan faktor yang memperkaya. Adanya perbedaan itu memberi
kesempatan untuk berpartisipasi menyumbangkan keunikan dan kekhususannya demi
kesejahteraan bersama.
-
Perlu dikembangkan sikap saling menghargai, toleransi,
menahan diri, rendah hati, dan rasa solidaritas demi kehidupan yang tenteram,
harmonis, dan dinamis.
-
Setiap orang bahu-membahu menata masa depan yang lebih
cerah, lebih adil, makmur, dan sejahtera.
-
Mengusahakan tata kehidupan yang adil dan beradab.
-
Mengusahakan kegiatan dan komunikasi lintas suku, agama,
dan ras.
Evaluasi:
1. Jelaskanlah keanekaragaman yang ada
di masyarakat Indonesia pada saat ini?
2. Bagaimana pandangan Kitab Suci
mengenai keberagaman yang ada? Jelaskan!
3. Sebutkanlah keprihatinan-keprihatinan
hidup manusia yang dapat merusak kedamaian dan persatuan bangsa!
4. Jelaskanlah sikap dan perjuangan
Gereja dalam mengupayakan perdamaian dan persatuan umat manusia demi
terwujudnya Kerajaan Allah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar