BAB IV
DIALOG DAN KERJA SAMA ANTARAUMAT
I.
BERDIALOG DENGAN UMAT KRISTEN
PROTESTAN
1.
Sejarah singkat Perpecahan Gereja
a.
Gereja Lutheran
Keadaan Gereja pada abad XVI sangat jelek. Gereja terlibat dalam banyak urusan duniawi. Paus menjadi
sangat berkuasa dan memegang supremasi, baik dalam urusan Gereja maupun
kenegaraan. Sementara itu, terjadi juga pemilihan paus yang tidak pantas
seperti Paus Alexander VI dan Leo IX.Sering terjadi kasus korupsi dan
komersialisasi jabatan Gereja.Banyak pejabat gereja menjadi pangeran duniawi
dan melalaikan tugas rohani mereka, sehingga imam-imam paroki tidak terdidik,
hidup dengan istri gelap, seringkali bodoh, tidak mampu berkotbah, dan tidak
mampu mengajar umat.Keadaan semacam ini terjadi dalam kurun waktu yang
lama.Teologi skolastik menjadi mandul dan masalah dogmatis dianggap sebagai
perdebatan tentang hal sepele antara aneka aliran teologis.Banyak persoalan
teologi mengambang dan tidak pasti.Banyak kebiasaan dalam umat belum seragam.
Iman bercampur takhyul, kesalehan berbaur dengan kepentingan duniawi. Agama
sering merupakan rutin sosial sehari-hari, yang profan dan yang suci bercampur
aduk.
Dalam situasi
seperti itu, banyak orang yang bermaksud untuk memperbaharui hidup Gereja,
namun tidak ditanggapi. Kemudian, tampilah Marthin Luther.Luther
mula-mula menyerang masalah penjualan indulgensi. Kemudian, ia membela beberapa
pandangan baru, khususnya ajaran tentang “pembenaran hanya karena iman” (sola fide). Luther menyerang wewenang
paus dan menolak beberapa ajaran teologi sebelumnya dengan bertumpu hanya pada
Alkitab sesuai dengan tafsiran sendiri.
Luther semula
pasti tidak menginginkan perpecahan. Ia ingin
memelopori pembaharuan. Tetapi ia terseret oleh arus yang disebabkan oleh rasa
tidak puas yang umum dalam umat yang mendambakan pembaharuan yang bentuknya
kurang jelas. Ajaran - ajaran para teolog yang mendukung perbuatan-perbuatan saleh,
kini diragukan Luther. Indulgensi, stipendia untuk misa arwah,
sumbangan untuk membangun Gereja bersama dengan patung-patung yang
menghiasinya, pajak untuk roma, ziarah dan puasa, relikui dan kaul-kaul, semua tidak ditemukan dalam Kitab Suci, maka
ditolak oleh Luther.Luther menegaskan : semuanya itu tidak bermanfaat untuk
memperoleh keselamatan. Yang perlu hanya satu: beriman (sola fide). Orang yang percaya dibenarkan Allah tanpa
mengindahkan perbuatan baik manusia (sola
gratia). Lalu dengan sendirinya orang yang dibenarkan itu akan berbuat baik
dengan bebas dan tenang, bukan karena cemas akan keselamatannya. Jadi, rasa lega membuat orang tertarik kepada kotbah Luther yang
disebarluaskan di seluruh Jerman.
Sola fide –fides ex audition- “hanya iman, dan iman karena mendengar”
itu sudah cukup untuk menjamin keselamatan. Maka, tujuh
sakramen tidak penting lagi, selibat tidak berguna, hidup membiara tidak
berarti. Semuanya ini “buatan paus” saja untuk mengejar
kuasa dan untung. Maka, imam, biarawan, dan suster berbondong-bondong meninggalkan
biara mereka masing-masing.
Luther didukung
oleh banyak kelompok dengan alasan berbeda-beda, misalnya para bangsawan yang
mengingini milik biara, warga kota yang mendambakan kebebasan berpikir, para
petani yang ingin lepas dari kerja rodi dan pajak, para nasionalis yang
membenci privilege Roma, para humanis yang ingin membuang kungkungan teologi
skolastik, pemerintahan kota-kota kerajaan yang mencium kesempatan memperluas
wewenang mereka di kota. Maka, Luther tampil sebagai pahlawan pembebasan. Ia disambut dengan antusias. Orang mengira
akhirnya pembaharuan sungguh-sungguh dimulai juga. Mula-mula Roma kurang
menyadari apa yang terjadi, kemudian bereaksi salah, sehingga tidak mampu
mengarahkannya lagi.
Banyak hal baru
dimulai, namun tidak jarang merupakan perusakan yang alam saja.Bukan reformasi
Gereja yang lama.Tetapi, orang sudah menunggu terlalu lama.Mereka tidak sabar
lagi.Maka, ekskomunikasi Luther oleh paus (1520) dan pengucilan oleh kaisar
(1523) tidak dapat membendung gerakan ini lagi.Roma tidak memahami reksi
dahsyat di Jerman ini dan masih lama bertindak seperti pada abad-abad
sebelumnya.Luther juga mulai menyerang umat yang setia kepada paus.Tuntutannya
semakin radikal.Persatuan Gereja tidak dapat dicari lagi, bahkan diboikot.Para
bangsawan yang mendukungnya tidak tertarik pada persatuan kembali, karena
antara lain milik Gerejani yang mereka rampas tidak mau mereka kembalikan. Unsur
keagamaan, politis, dan pribadi di kedua belah pihak menyulitkan persatuan
kembali. Reformasi selesai; umat terpecah-belah ke dalam
kelompok katolik, Lutheran, kalvinis, anglikan dan sebagainya.
b.
Gereja Kalvinis
Tokoh reformasi lain adalah Yohanes Calvin (1509-1564). Tokoh
ini tidak jauh berbeda dengan Luther.Ia ingin membaharui Gereja dalam terang
Injil. Calvin dalam bukunya yang berjudul ”Institutio Christianae Religionis”menggambarkan Gereja dalam dua
dimensi, yakni Gereja sebagai persekutuan orang-orang terpilih sejak awal dunia
yang hanya dikenal oleh Allah dan Gereja sebagai kumpulan mereka yang dalam
keterbatasannya di dunia mengaku diri sebagai pengikut Kristus dengan ciri-ciri
pewartaan Injil danpelayanan sakramen-sakramen.Pengaturan Gereja ditentukan
oleh struktur empat jabatan, yakni pastor,pengajar,
diakon, dan penatua.
c.
Gereja Anglikan
Anglikantisme bermulapada
pemerintahan Henry VIII 1509 – 1547.Di Inggris raja Henry VIII menobatkan
dirinya sebagai kepala Gereja karena Paus di Roma menolak perceraiannya. Anglikantisme menyerappengaruh reformasi,namun
mempertahankan beberapa corak Gereja (Uskup – Imam – Diakon), sehingga
berkembang dengan warna yang khas. Gereja menteng
Komuni Anglikan adalah afiliasi sedunia
dari Gereja-gereja Anglikan."Gereja
Anglikan" selalu mempunyai otoritas yuridis yang universal, karena setiap
gereja nasional atau regional mempunyai otonomi yang penuh. Seperti yang
tersirat dari namanya, Komuni Anglikan adalah asosiasi dari
gereja-gereja ini yang memiliki komuni penuh atau persekutuan dengan Gereja Inggris (yang dapat dianggap
sebagai "gereja induk" dari komuni sedunia, dan secara khusus dengan primatnya, Uskup Agung Canterbury. Dengan lebih dari 70
juta anggotanya, Komuni Anglikan adalah komuni terbesar ketiga di dunia,
setelah Gereja Katolik Roma dan Gereja-gereja Ortodoks Timur.
Raja atau Ratu Britania (sekarang ini Elizabeth II), secara konstitusional
memegang gelar sebagai "Pemimpin Tertinggi Gereja Inggris".Namun pada
praktiknya, kepemimpinan administratif gereja
berada di tangan Uskup
Agung Canterbury. Komuni Anglikan sedunia yang terdiri
atas gereja-gereja nasional atau regional yang independen mengakui Uskup Agung
Canterbury sebagai semacam pemimpin 'simbolik'. Dr. Rowan
Williams
telah menjadi Uskup Agung Canterbury sejak 2002.
Selama hampir seribu tahun Inggris menjadi
bagian dari Gereja Katolik Roma.Pada 1534 Gereja di Inggris memisahkan diri
dari Roma, pada masa pemerintahan Raja Henry VIII.Di bawah anaknya, Edward VI Gereja ini secara teologis menjadi lebih radikal, namun
kemudian sebentar bergabung kembali dengan Gereja Roma pada masa pemerintahan
Ratu Mary I, pada 1555.Di bawah Elizabeth I dibentuklah sebuah Gereja yang mapan (artinya,
takluk kepada dan merupakan bagian dari negara), yang agak bersifat protestan,
Katolik, dan apostolik.Gereja ini mengakomodasi posisi-posisi teologis yang
merentang luas, yang menjadi cirinya sejak saat itu.
d.
Gereja Katolik
Reaksi dari Gereja Katolik Roma atas gerakan reformasi ini
adalah “Kontra – Reformasi” atau “Gereja
Pembaharuan Katolik”. Gerakan pembaharuan ini dimulai dengan
menyelenggarakan Konsili Trente (1545 – 1563), Gereja Katolik berusaha untuk
menyingkirkan kesesatan-kesesatan dalam Gereja dan menjaga kemurnian Injil”.
Konsili juga menegaskan posisi Katolik dalam hal-hal yang disangkal oleh pihak
reformasi (Soal Kitab Suci dan Tradisi, Penafsiran Kitab Suci, Pembenaran,
jumlah sakramen-sakramen, kurban misa, imamat dan tahbisan, pembedaan imam dan
awam serta lain-lainnya).
Konsisi Trente dan
sesudahnya menekankan Gereja sebagai penjaga iman yang benar dan utuh, ditandai
dengan sakramen-sakramen. Khususnya ekaristi yang dimengerti serta
dirayakan sebagai kurban sejati. Gereja bercorak hierarkis yang dilengkapi
dengan jabatan-jabatan Gerejani dan imamat yang berwewenang khusus dalam hal
merayakan ekaristi, melayani pengakuan dosa; Gereja adalah kelihatan dan ini
menjadi jelas dalam lembaga kepausan sebagai puncaknya; Gereja mewujudkan diri
sebagai persekutuan para kudus lewat penghormatan pada mereka (para kudus);
Gereja menghormati tradisi.
2. CIRI-CIRI PROTESTANTISME DAN
PERBEDAANNYA DENGAN GEREJA KATOLIK
a. Gereja diadakan oleh rahmat Tuhan,
oleh pilihan, sabda, sakramen, dan anugerah iman. Gereja yang benar ini tidak
kelihatan dan tidak identik dengan Gereja-gereja yang kita ketahui anggota dan
susunannya.
b. Kitab Suci adalah satu-satunya sumber
ajaran dan susunan Gereja. Maka, sola
scriptura (diselamatkan karena Kitab Suci) adalah prinsip formal
protestantisme. Alkitab menerangkan sendiri artinya kepada setiap orang yang
membacanya, sehingga Gereja tidak berwenang memberi tafsiran otentik
c. Pembenaran dari semula sampai selesai
semata-mata rahmat Ilahi (Sola Gratia).
Tuhan menyatakan orang beriman benar bukan karena ia benar, melainkan karena
kebenaran yang lain, yaitu kebenaran Kristus yang dikenakan padanya. Perbuatan
baik manusia adalah buah rahmat ilahi semata-mata, tetapi tidak berarti untuk
memperoleh pembenaran. Maka, keselamatan diharapakan hanya dari Sabda Ilahi
saja.
d. Sabda Ilahi adalah satu-satunya
sarana rahmat yang dapat berbentuk Alkitab, Kotbah, sakramen, dan pembicaraan
rohani.
e. Imamat umum semua orang beriman saja
yang diakui, sehingga pendeta dan orang awam hanya berbeda menurut fungsi saja
tanpa perbedaan rohani secara eksistensial.
3. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA
KATOLISISME DAN PROTESTANTISME
Persamaan antara Gereja Katolik dan Gereja Protestan jelas
sangat banyak dan menyangkut hal-hal yang sangat fundamental, karena berasal
dari Yesus Kristus yang diakui oleh keduanya sebagai dasar Gereja. Keduanya
mengakui Allah yang sama, para nabi, Kitab suci, dan syahadat yang sama.
Perbedaanya;
KATOLIK
|
PROTESTAN
|
Tekanan ada pada sakramen dan pada segi sakramen (tanda
kelihatan) dari karya keselamatan Allah
|
Tekanan pada sabda/pewartaan dan pada segi misteri karya
Allah
|
Kultis, yang mementingkan kurban (Ekaristi) Hubungan dengan
Gereja menentukan hubungan dengan Kristus
|
Profetis, yang berpusat pada sabda (pewartaan). Hubungan
dengan Kristus menentukan hubungan dengan Gereja
|
Gereja secara hakiki bersifat hirarkis
|
Segala pelayanan gerejawi adalah ciptaan manusia
|
Kitab Suci dibaca dan dipahami di bawah pimpinan hierarki
|
Setiap orang membaca dan mengartikan Kitab Suci
|
Jumlah Kitab Suci 73, termasuk Deuterokanonika yaitu: 1, 2
Makabe, Sirakh, Kebijaksanaan, Tobit, Yudith dan Baruk
|
Jumlah Kitab Suci 66, tidak termasuk Deuterokanonika
|
Ada 7 sakramen
|
Ada 2 sakramen, yaitu sakramen Baptis dan
Ekaristi/Perjamuan
|
Ada devosi kepada para Kudus
|
Tidak menerima devosi kepada para kudus
|
4. USAHA UNTUK BERDIALOG DAN KERJA SAMA
ANTAR-SESAMA GEREJA KRISTUS
Gerakan ekumenis ialah: kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha
untuk menanggapi bermacam-macam kebutuhan Gereja dan berbagai situasi dalam
rangka mendukung kesatuan umat Kristen, misalnya:
· Upaya
untuk menghindari kata-kata, penilaian-penilaian, dan tindakan-tindakan yang
ditinjau dari sudut keadilan dan kebenaran tidak cocok dengan situasi
saudara-saudari yang terpisah, dankarena itu mempersukar hubungan-hubungan
dengan mereka.
·
Melaksanakan
dialog, terutama dialog kehidupan, dialog karya
·
Menyelenggarakan
kerja sama demi kesejahteraan umum
·
Doa
bersama atau ibadat bersama sejauh memungkinkan dapat dilaksanakan sebagai
puncak dari suatu kegiatan yang bersifat ekumenis.
II.
BERDIALOG DENGAN UMAT ISLAM
1.
Pengertian Islam
Islam (bahasa Arab) berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada
Allah, masuk ke dalam suasana damai, sejahtera, dan hubungan serasi, baik
antarsesama manusia maupun antara manusia dan Allah. Islam merupakan agama
monoteis dengan tekanan kuat pada Allah
yang Mahabesar. Monoteisme Islam (yang disebut tauhid) sedemikian ditekankan sehingga takada toleransi sedikit pun
terhadap apapun juga yang dapat mengaburkan keesaan Allah. Syirk atau
“mensyarikat-kan Allah” berarti menempatkan sesuatu, betapapun
kecilnya, di samping atau sejajar dengan Allah.Syirk merupakan dosa yang
terbesar.
2.
Beberapa Ajaran pokok Agama Islam
a. 6 (enam) Rukun Iman Islam
1. Percaya kepada Allah yang Mahaesa dan
Muhammad sebagai rasul Allah
2. Percaya kepada Malaikat
3. Percaya kepada Kitab Suci
4. Percaya kepada Rasul
5. Percaya kepada Hari Kiamat
6. Percaya kepada Takdir Ilahi
b. 5 (lima) Rukun Islam
1. Syahadat
2. Sholat lima waktu
3. Saum (puasa dalam bulan ramadhan
4. Zakat
5. Haji (naik haji ke Mekah)
3.
Ajaran Islam tentang sikap Islam
terhadap agama lain
a. Surat Al Baqarah 62
Dalam hubungannya dengan agama lain, agama Islam mempunyai
sikap dasar toleransi yang tinggi. Toleransi Islam digariskan langsung dalam
Al-Quran. Misalnya dalam Sura Al Baqarah 62 disebutkan “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan orang Yahudi dan Nasrani dan Kaum Shobiin itu
adalah orang-orang yang percaya kepada Allah, hari kiamat dan beramal soleh
maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya, dan tidak ada ketakutan bagi
mereka dan juga tidaklah mereka merasa patah hati.”
b. Surat Al Madiah 83
Dalam sura Al madiah 82 juga disebutkan: ”Dan sesungguhnya kamu akan mendapatkan orang-orang yang
paling dekat rasa kasih sayangnya kepada orang-orang mukmin ialah mereka yang
menyatakan dirinya kami adalah orang-orang Nasrani.”Dalam Islam juga ada
keyakinan bahwa tidak ada paksaan dalam hal memeluk agama. Bahkan Nabi Muhammad
SAW sendiri telah banyak memberi contoh bagaimana ia menghormati dan menyayangi
orang yang beragama lain.
4.
Ajaran Katolik tentang Sikap Kita
terhadap Islam
Dalam Dekrit Konsili Vatikan II,
tentang hubungan Gereja dengan agama-agama bukan Kristen (Nostra Aetate 3), sikap gereja Katolik terhadap Islam dirumuskan
sebagai berikut:
“Gereja juga mengharagai umat Islam,
yang menyembah Allah satu-satunya, yang hidup dan berdaulat, penuh belas
kasihan, maha kuasa pencipta langit dan bumi, yang telah bersabda kepada umat
manusia.Kaum muslimin berusaha menyerahkan diri dengan segenap hati kepada
ketetapan-ketetapan Allah juga yang bersifat rahasia, seperti dahulu Abraham –
iman Islam dengan suka rela mengacu kepadanya – telah menyerahkan diri kepada
Allah.Memang mereka tidak mengakui Yesus sebagai Allah, melainkan
menghormati-Nya sebagai Nabi. Mereka juga mengormati Maria Bunda-Nya yang tetap
perawan, dan pada saat-saat tertentu dengan khidmat berseru kepadanya. Selain
itu mereka mendambakan Hari Pengadilan, bila Allah akan mengganjar semua orang
yang telah bangkit, maka mereka juga menjunjung tinggi kehidupan susila, dan berbakti
kepada Allah terutama dalam doa, dengan memberi sedekah, dan berpuasa.
5.
Bentuk-bentuk dialog
a. Dialog Kehidupan
Dalam
kehidupan bermasyarakat dapat terjadi bahwa kita berdampingan dan bertetangga
dengan sesama saudara yang Islam.Kita harus berusaha untuk hidup rukun dan
saling bertegur sapa.
b. Dialog Karya
Ada banyak karya demi kepentingan
umum dan demi kemanusiaan yang mendorong kita untuk bekerja sama. Dalam kerja
sama itu kita akan lebih dekat dan lebih mengenal satu sama lain
c. Dialog teologis (Doktrin)
Ada banyak ajaran Islam yang indah
dan menyelamatkan. Konsili Vatikan II mengatakan bahwa dalam
agama Islam pasti ada banyak kebenaran dan keselamatan yang dapat kita
timba.Demikian juga sebaliknya.
d. Dialog Iman
Kita saling mensharingkan kesaksian
hidup kita sebagai orang beriman: dapat juga saling meneguhkan.
6.
Menghilangkan rasa Curiga dan
Membangun Persaudaraan Sejati
a. Hal-hal yang dapat menghambat
pelaksanaan dialog antara lain:
·
Sikap
saling curiga satu sama lain
·
Isue
Kristenisasi dan Islamisasi
·
Takut
dan curiga
·
Menutup
diri
·
Menganggap
diri paling baik dan yang lain salah dan sebagainya
b. Kita dapat menghilangkan sikap saling
curiga dan arogansi antara lain dengan:
·
Saling
membuka diri, berusaha untuk saling mengenal
·
Saling
mengunjungi dalam kesempatan-kesempatan tertentu
·
Bahu-membahu
untuk menyelesaikan masalah bersama
·
Saling
menghormati
III. BERDIALOG DENGAN UMAT HINDU, BUDHA,
KONGHUCU, ALIRAN KEPERCAYAAN DAN AGAMA ASLI
1.
Agama Hindu
§ Agama Hindu masuk ke Indonesia tahun
1993, dengan nama agama Hindu Dharma. Ibadat dalam agama Hindu merupakan unsur
yang sangat pokok, berupa upacara-upacara harian yang dilaksanakan di
tempat-tempat dan pada saat-saat yang berkaitan erat dengan irama hidup manusia
setiap hari seperti sekitar rumah tinggal, sumber-sumber air, persawahan, pada
waktu matahari terbit, dan matahari terbenam, serta waktu-waktu penting
lainnya.
§ Kitab-kitabnya: Weda, Usana bali dan
juga Upanisad
§ Ajaran yang pokok.
Yang menjadi tujuan pokok hidup manusia menurut Hindu Dharma
adalah mokhsa, yaitu pembebasan dari
lingkaran reinkarnasi yang tak habis-habisnya. Pembebasan atau mokhsa ini dapat
dicapai melalui tiga jalan (trimarga), yaitu;
karma marga: askese badani, yoga, tapa, ketaatan
pada aturan-aturan kasta.
jnana marga: askese budi, mengheningkan cipta
dalam meditasi, dengan tujuan semakin menyadari kesatuan dirinya dengan sang
Brahma
bhakti marga: orang menyucikan diri dengan
penyerahan diri seutuhnya menuju pertemuan dalam cinta kasih dengan Tuhan.
§ Kasta-kasta: brahmana, kesatria (keduanya menjadi kasta
bangsawan), waiseya (petani, prajurit, dan pedagang), sudra/jaba (rakyat
jelata). Di luar keempat kasta ini masih ada kelompok kelima yang disebut paria, yakni: mereka yang tersisih, tak
mempunyai tempat sosial, marginal, dan terbuang.
§ Hari Raya: Hari Nyepi sebagai hari
besar keagamaan. Ada juga hari raya Galungan (yang jatuh pada hari Rabu Kliwon)
dan Wuku Dungulan (setiap 20 hari sekali).
2.
Agama Budha
§ Pendiri: Sidharta Gautama (554 – 478
SM)
§ Inti ajaran Agama Budha: Catur Arya Satya, yaitu Empat kesunyataan
atau kebenaran mulia, yaitu:
Dukha-Satya: hidup dalam segala bentuk adalah
penderitaan
Samudaya-Satya: penderitaan disebabkan karena
manusia memiliki keinginan dan nafsu
Nirodha-Satya: penderitaan itu dapat dilenyapkan
(mokhsa) dan orang mencapai nirwana dengan membuang segala keinginan dan hawa
nafsu.
Marga-Satya: jalan untuk mencapai pelenyapan
penderitaan sehingga dapat masuk ke dalam nirvana adalah delapan jalan utama
yaitu: keyakinan yang benar, pikiran yang benar, perkataan yang benar,
perbuatan yang benar, penghidupan yang benar, daya upaya yang benar, perhatian
yang benar, dan semedi yang benar.
§ Hari Raya: Waisak
3.
Agama Konghucu
§ Pendirinya: Konghucu. Ia Lshir di kota
Tsow di negeri Lu dataran Cina. Ia ditinggal bapaknya waktu ia masih berusia 3
tahun dan pada usia 26 tahun ibunya juga meninggal dunia. Sejak kecil ia suka
berdoa. Dalam permainan dengan teman sebayanya, ia suka memerankan diri sebagai
seorang yang memimpin doa. Pada masa mudanya, ia sangat berhasil dalam tugasnya
di dinas pertanian dan peternakan. Ia berhasil menciptakan kehidupan masyarakat
yang adil dan makmur. Konghucu tumbuh menjadi seorang yang jujur, hidup
sederhana, dan suka memberi nasehat orang lain. Ia dikenal sebagai guru dan
pemimpin yang bijaksana. Ajaran-ajaran Konghucu terus dipelihara oleh
pengikutnya dan dihayati sebagai jalan hidup.
§ Inti Ajaran Konghucu
Konghucu sangat mementingkan ajaran moral. Jika setiap orang dapat mengusahakan keharmonisan dengan
sesama, dengan alam, dan dengan Tuhan maka akan tercipta perdamaian Allah.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konghucu adalah menjadi seorang Kuncu (manusia budiman). Seorang kuncu adalah orang yang memiliki moralitas tinggi yang mendekati
moralitasSang Nabi (Konghucu).Agama Konghucu sangat menghormati arwah leluhur.Tuhan yang
Maha Esa disebut Tuhan.
4.
Aliran Kepercayaan
§ Kepercayaan kepada Tuhan yang Maha
Esa mementingkan sikap batin dan berkisar pada ilham dari diri sendiri, yakni:
ü Peningkatan integrasi diri manusia
(melawan pengasingan)
ü Pengalaman batin bahwa diri pribadi
beralih ke kesatuan dan persatuan yang lebih tinggi
ü Partisipasi dalam tata tertibsempurna
yang mengatasi daya kemampuan manusia biasa.
Aliran-aliran kepercayaan
ingin mencapai budi luhur untuk meraih kesempurnaan hidup. Hal itu dilakukan secara perseorangan atau dalam
kelompok-kelompok perguruan. ”Umat” dalam aliran
kepercayaan sulit dibatasi.Organisasi tidak dipentingkan, sumbernya adalah
tradisi agama-agama asli.
§ Kaitan antara Aliran Kepercayaan dan Agama Asli
Aliran kepercayaan tidak langsung berkembang dari agama asli,
tetapi unsur-unsur kebatianan, kerohanian, atau mistisisme dan kejiwaan yang
mengembangkan budi pekerti serta adat etis, sudah ada dalam agama asli
nusantara. Agama-agama asli
di Indonesia dalam peredaran zaman mengalami banyak tantangan, tidak hanya dari
yang disebut “agama internasional: tetapi juga dari perkembangan kebudayaan dan modernisasi.
Menurut kepercayaan asli seluruh alam merupakan satu kesatuan sakral, yang
didekati manusia melalui sistem penggolongan dan pembagian. Pandangan hidup ini
tidak cocok dengan alam pikiran modern, dan memaksa para penganut agama asli
mengubah cara berpikir dan mereka menemukannya pada aliran kepercayaan itu.
Orang mulai menggali harta terpendam dari pusaka kebudayaan asli. Dengan demikian, tradisi nenek moyang berkembang menjadi
suatu kebudayan rohani, yang unsur-unsurnya menyangkut prilaku, hukum, dan ilmu
suci.
§ Ibadat dan Pembinaan
Unsur ibadat menjadi amat sederhana, sebab yang pokok adalah
kesadaran dan keyakinan serta hati nurani.Pertemuan-pertemuan diarahkan
pertama-tama kepada pembinaan hati, serta menghaluskan budi pekerti dalam tata
pergaulan.Tujuannya adalah pendidikan, bukan kebaktian, sebab setiaporang
menemukan Tuhan dalam hatinya sendiri.Dengan membersihkan hati serta
mengembangkan kedewasaan rohani, maka dengan sendirinya dimaksud sebagai
pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Allah yang diwujudkan dalam
prilaku ketakwaan terhadap Tuhan.Peribadatan merupakan pengalaman budi luhur, bukan suatu kebaktian
lahiriah, maka juga tidak ada tempat atau petugas ibadat. Semua bersifat
batiniah.
Agama Marapu adalah
"agama asli" yang masih hidup dan dianut oleh orang Sumba di Pulau
Sumba, Nusa Tenggara Timur.Adapun yang dimaksud dengan agama Marapu
ialah sistem keyakinan yang berdasarkan kepada pemujaan arwah-arwah leluhur (ancestor
worship). Dalam bahasa Sumba arwah-arwah leluhur disebut Marapu,
berarti “yang dipertuan” atau “yang dimuliakan”. Karena itu agama yang mereka
anut disebut Marapu pula. Marapu ini banyak sekali jumlahnya dan ada susunannya secara hirarki yang
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu Marapu dan Marapu Ratu.Marapu
ialah arwah leluhur yang didewakan dan dianggap menjadi cikal-bakal dari suatu kabihu
(keluarga luas, clan), sedangkan Marapu Ratu ialah marapu
yang dianggap turun dari langit dan merupakan leluhur dari para marapu
lainnya, jadi merupakan marapu yang mempunyai kedudukan yang tertinggi.
Kehadiran para marapu di dunia nyata diwakili dan dilambangkan dengan
lambang-lambang suci yang berupa perhiasan mas atau perak (ada pula berupa
patung atau guci) yang disebut Tanggu Marapu. Lambang-lambang suci itu
disimpan di Pangiangu Marapu, yaitu di bagian atas dalam menara uma
bokulu (rumah besar, rumah pusat) suatu kabihu.
Walaupun mempunyai banyak Marapu
yang sering disebut namanya, dipuja dan dimohon pertolongan, tetapi hal itu
sama sekali tidak menyebabkan pengingkaran terhadap adanya Yang Maha Pencipta.
Tujuan utama dari upacara pemujaan bukan semata-mata kepada arwah para leluhur
itu sendiri, tetapi kepada Mawulu Tau-Majii Tau (Pencipta dan Pembuat
Manusia), Tuhan Yang Maha Esa.Pengakuan adanya Yang Maha Pencipta biasanya
dinyatakan dengan kata-kata atau kalimat kiasan, itu pun hanya dalam
upacara-upacara tertentu atau peristiwa-peristiwa penting saja.Dalam keyakinan Marapu,
Yang Maha Pencipta tidak campur tangan dalam urusan duniawi dan dianggap tidak
mungkin diketahui hakekatnya sehingga untuk menyebut nama-Nya pundipantangkan.
IV.
BERBAGAI BENTUK DIALOG
Ada berbagai bentuk dialog yang dapat kita kembangkan dengan
saudara-saudari umat Hindu, Budha, Konghucu, Aliran Kepercayaan dan agama asli,
antara lain sebagai berikut:
Dialog
Kehidupan
Kita sering hidup bersama dengan umat beragama lain dalam
suatu lingkungan atau daerah. Dalam hidup bersama itu, kita tentu berusaha untuk bertegur sapa, bergaul dan saling
mendukung serta saling membantu satu samalain. Hal itu dilakukan bukan saja
demi tuntutansopan santun dan etikapergaulan, tetapi juga tuntutan iman kita.
Dialog
Karya
Dalam hidup bersama dengan umat beragama lain, kita sering
diajak dan didorong untuk bekerja sama demi kepentingan bersama atau
kepentingan yang lebih luas dan luhur. Kita bekerja sama dalam kegiatan sosial
karitatif, kegiatan rekreatif, dsb.
Dialog
Iman
Dalam hal hidup beriman, kita dapat saling memperkaya,
walaupun kita berbeda agama. Ada banyak ajaran iman yang sama, ada bayak visi
dan misi agama yang sama. Lebih dari itu semua, kita memiliki perjuangan yang
sama dalam menghayati ajaran iman kita. Dalam hal ini, kita dapat saling
belajar, saling meneguhkan, dan saling memperkaya. Dari pihak kita, umat
Katolik, dapat memberikan kesaksiaan iman kita tentang bagaimana kita
menghayati nilai-nilai Injili seperti: cinta kasih, solidaritas, pengampunan,
pemaafan, kebenaran, kejujuran, keadilan, perdamaian, dsb.
V.
APA YANG KITA PELAJARI.
Dari
Agama Hindu dan Budha (juga aliran kepercayaan), kita dapat belajar, misalnya,
tentang penekanan pada hal-hal batin. Agama Hindu dan Budha sangat menekankan
doa batin, meditasi, kontemplasi. Yoga dan berbagai seni bermeditasi lainnya
sangat disukai dan dipraktekkan di seluruh dunia.
Dari
agama Konghucu, kita dapat belajar tentang penekanan dan penghayatan pada hidup
moral dan perilaku. Mereka sangat menekankan praktek hidup yang baik. Agama
konghucu dan agama Budha adalah agama moral.
Dari
aliran Kepercayaan dan agama asli, kita dapat belajar tentang kedekatan pada
alam lingkungan hidup. Agama asli percaya akan keharmonisan seluruh kosmis ini.
Ada mata rantai kehidupan yang melingkupi seluruh alam raya ini, yang tidak
boleh dirusakkan. Maka, umat agama asli selalu membuat upacara sebelum mereka
mengolah tanah atau menebang pohon, semacam tindakan minta izin kepada sesama
saudara sekehidupan.
Dalam
gerakan melestarikan ekologi saat ini, kita dapat menimba inspirasi dari agama
asli.
VI.
EVALUASI
1. Jelaskanlah pengertian istilah sola fide, sola scriptura, sola gratia!
2. Jelaskanlah ciri-ciri protestantisme!
3. Jelaskanlah perbedaan dan persamaan
antara Katolisme dan Protestantisme!
4. Sebutkanlah 6 rukun iman Islam dan 5
hukum Islam!
5. Sebut dan jelaskanlah bentuk-bentuk
dialog!
6. Jelaskanlah ajaran pokok dalam agama
Hindu!
7. Jelaskanlah Inti Ajaran Agama Budha!
8. Jelaskanlah inti ajaran agama
Konghucu!
9. Jelaskanlah inti ajaran Aliran
Kepercayaan!
10. Apa yang dapat kita pelajari dari
agama Hindu, Budha, Konghucu, aliran Kepercayaan dan agama asli?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar