Minggu, 01 Desember 2019

MATERI PELAJARAN AGAMA KATOLIK KLS XII: BAB II MEMPERJUANGKAN NILAI-NILAI PENTING DALAM HIDUP BERMASYARAKAT




BAB II
MEMPERJUANGKAN NILAI-NILAI PENTING DALAM HIDUP BERMASYARAKAT

 





1.       


A.     Memperjuangkan Keadilan
a.      Kasus-kasus Ketidakadilan:
Dalam sejarah bangsa kita, sejak jaman penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, kemudian pada jaman demokrasi terpimpin, dan rezim orde baru, rakyat kecil sering mengalami tindakan yang tidak adil. Pada zaman reformasi ini pun ketidakadilan itu tidak surut, tetap berlangsung. Ketidakadilan itu tampak nyata dalam bentuk-bentuk antara lain:
·         Tindakan perampasan dan penggusuran hak milik orang, pencurian, perampokan, dan korupsi:
·         Tindakan pemerasan, KKN, dan rekayasa
·         Tindakan atau keengganan membayar utang, termasuk kredit macet, yang berbuntut merugikan rakyat kecil, dan sebagainya.
Semua tindakan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat kita, sadar atau tidak sadar, sering tidak menghormati hak miliki orang, termasuk hak milik masyarakat dan Negara.
b.      Akar Masalah Ketidakadilan
Berbagai ketidakadilan yang menyengsarakan dan memiskinkan mayoritas bangsa kita lebih banyak disebabkan atas sistem dan struktur sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang diciptakan oleh penguasa. Sistem sosial, politik, dan ekonomi yang dibangun oleh penguasa dan pengusaha sering menciptakan ketergantungan rakyat kecil. Di samping itu, pembangunan ekonomi, sosial, politik dunia dewasa ini belum menciptakan kesempatan yang luas bagi “orang-orang kecil”, tetapi justru mempersempit ruang gerak mereka untuk mengungkapkan jati dirinya secara penuh.
      Ada berbagai bentuk ketidakadilan, misalnya sikap diskriminatif dan tidak berprikemanusiaan terhadap kaum perempuan, pendatang/imigran.Penganiayaan karena   asal-usul etnis ataupun atas dasar kesukuan yang kadang-kadang berakibat pembunuhan masal. Penganiayaan terhadap orang-orang yang memiliki kepercayaan tertentu oleh partai-partai penguasa karena ingin mempertahankan kepercayaan yang mereka anut. Perlakuan semena-mena terhadap orang-orang dari aliran politik tertentu masih sering terjadi. Nasib orang-orang jompo, yatim-piatu, orang sakit dan cacat sering tidak diperhatikan. Orang-orang ini tentu saja sangat menderita karena tidak mampu berbuat apa-apa.


Teks Kitab Suci: Amos 5: 7-13
7 Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan menghempaskan kebenaran ke tanah! 8 Dia yang telah membuat binatang kartika dan binatang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi, dan yang membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi – Tuhan itu namanya.9Dia yang menimpakan kebinasaan atas yang kuat, sehingga kebinasaan datang atas tempat yang berkubu.10Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada mereka yang berkata dengan tulus ikhlas. 11Sebab itu, karena kamu menginjak orang-orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya. 12 Sebab aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap, dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang. 13Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat.

Pertanyaannya:
1.      Kepada siapa kata-kata keras dari nabi Amos itu ditujukan?
2.      Bentuk-bentuk ketidakadilan apa yang dikecam oleh nabi Amos?
3.      Kelompok mana yang dibela oleh nabi Amos? Mengapa?

c.       Arti dan makna Keadilan
Keadilan berarti memberikan kepada setiap orang apayang menjadi haknya, misalnya hak untuk hidupwajar, hak untuk memilih agama/kepercayaan, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk bekerja, hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk mengeluarkan pendapat, dan sebagainya.
Keadilan menunjuk pada suatu keadaan, tuntutan, dan keutamaan.

d.      Distingsi (Pembedaan) Keadilan
Jenis-Jenis Keadilah:  keadilan komutatif, distributif, dan keadilan legal.
*      Keadilan komutatif menuntut kesamaan dalam pertukaran, misalnya mengembalikan pinjaman atau jual beliyang berlaku pantas, tidak ada yang rugi.
*      Keadilan distributif menuntut kesamaan dalam membagikan apa yang menguntungkan dan dalam menuntut pengurbanan. Misalnya, kekayaan alam dinikmati secara adil dan pengorbanan untuk pembangunan dipikul bersama-sama dengan adil.
*      Keadilan Legal menuntut kesamaan hak dan kewajiban terhadap Negara sesuai dengan undang-undanag yang berlaku.
*      Keadilan Individual; perwujudan keadilan yang tergantung pada pribadi-pribadi, dapat diberi contoh, msalnya: upah yang tergantung pada sang majikan untuk para karyawan atau buruh.
*      Keadilan sosial: perwujudan keadilan yang tergantung dari struktur dan proses politik, ekonomi, sosial dan budaya, mau mengatakan bahwa misalnya seorang buruh tidak hanya tergantung pada rasa keadilan sang majikan, tetapi juga dari situasi ekonomi dan politik yang ada.

e.      Keadilan adalah Dasar Masyarakat dan Negara
Keadilan adalah keutamaan sosial yang paling mendasar. Sebab keadilan tidak hanya mengatur kehidupan orang perorangan, melainkan kehidupan bersama antar-manusia.
f.        Landasaran untuk Memperjuangkan Keadilan
·         Negara
Dalam pembukaan UUD 1945 dikatakan bahwa menciptakan keadilan sosial merupakan salah satu tugas utama Republik Indonesia.Tuntutan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indoensia tersebut di jabarkan dalam pasal 33 dan 34 yang menentukan bagaimana perekonomian nasional harus disusun.Ayat pertama pasal 33 mengungkapakan semangat yang harus menjiwai penyelenggaraan perekonomian nasional yaitu semangat kekeluargaan.Kekeluargan berarti bahwa dalamproduksi, kita tidak bekerja hanya untuk diri kita semata-mata melainkan kita bekerja untuk kita semua.
·         Gereja
Gereja harus tetap mewartakan firman yang ketujuh, yakni perintah “jangan mencuri”. Jangan mencuri sesuai dengan maksud aslinya berarti jangan mencuri orang. Jangan menculik dan kemudian menjualnya sebagai budak. Menculik dianggap sama dengan membunuh. Merampas kebebasan sesorang sama dengan mengambil hidupnya. Firman Tuhan yang ketujuh ini kemudian diperluas oleh Gereja menjadi “jangan mencuri milik orang”. Mengambil milik orang itu melanggar keadilan. Ensiklik - ensiklik para paus merupakan acuan bagi ajaran sosial Gereja, namun bukan satu-satunya. Contoh:
Ø  Ensiklik Rerum Novarum (Paus Leo XIII) dan Quadragessimo Anno (Paus Pius XI) antara lain berbicara tentang keadilan terhadap para buruh.
Ø  Ensiklik Pacem in Terris (Paus Yohanes XXIII) berbicara tentang perdamaian antara bangsa-bangsa dalam kebenaran, keadilan, dan kemerdekaan.
Ø  Ensiklik Populorum Progressio (Paus Paulus V) menyinggung kesenjangan antara Negara-negara kaya dan Negara-negara miskin di dunia ini.
g.      Pola Pendekatan menegakkan Keadilan
Tentu saja ada banyak pola atau cara untuk memperjuangkan keadilan, antara lain:
·         Pendekatan karitatif saja kiranya tidak cukup, sebab pola ini meninabobokan kaum tertindas,
·         Pola proyek tidak manusiawi, karena kaum tertindas hanya di jadikan objek penanganan
·         Pola yang agak baik adalah pola kooperatif, bersama-sama memperjuangkan keadilan. Langkah-langkah yang harus diambil adalah:
Pertama: Orang perlu mempelajari dengan baik masalah-masalah hak-hak dasar manusia, sehingga orang dapat menentukan mana yang perlu dilindungi dan mana yang perlu ditegaskan.
Kedua: Keadilan hanya dapat diperjuangkan dengan memberdayakan mereka yang menjadikorban ketidakadilan
Ketiga: Cara bertindak yang tepat adalah dengan memberikan suatu kesaksian hidup melalui keterlibatan untuk mencapai suatu keadilan dalam diri kita sendiri dan lingkungan kita
Keempat: Usaha memperjuangkan keadilan tidak boleh menggunakan kekerasan tetapi dengan semangat cinta kasih.





Evaluasi:
1.      Jelaskanlah akar masalah ketidakadilan!
2.      Jelaskanlah arti dan makna keadilan!
3.      Jelaskanlah distingsi (pembedaan) keadilan!
4.      Jelaskanlah ajaran Gereja tentang keadilan!
5.      Jelaskanlah langkah-langkah yang harus diambil dalam memperjuangkan keadilan berdasarkan pola kooperatif!


B.      Memperjuangkan Kebenaran
A.     Bentuk-bentuk Kebohongan
·         Berdusta atau saksi dusta: Berdusta berarti mengatakan yang tidak benar dengan maksud untuk menyesatkan.Dusta adalah pelanggaran paling langsung terhadap kebenaran.
·         Rekayasa atau manipulasi. Rekayasa atau manipulasi berarti menyiasati atau membawa orang lain kepada suatu tujuan yang menguntungkan diri sendiri, yang mungkin saja orang lain mendapat rugi.
·         Asal bapak senang (ABS). Kata-kata dan sikap manis yang dilakukan sekedar untuk menyenagkan atasan, yang mungkin saja jauh dari kebenaran.
·         Fitnah dan umpatan. Fitnah dan umpatan adalah tindakan yang sangat jahat, sebab yang difitnah tidak hadir untuk membela diri. Fitnah dapat berkembang tanpa saringan.
B.      Sebab-sebab Kebohongan
·          Orang berbohong hanya sekedar iseng. Orang dapat berbohong hanya karena mau menikmati kesenangan murahan.
·         Orang berbohong untuk memperoleh keuntungan tertentu. Para pedagang misalnya dapat berbohong, supaya mendapat keuntungan  sebesar-besarnya.
·         Orang berbohong karena berada dalam situasi terjepit.
C.      Akibat Kebohongan
·         Bagi diri sendiri: kehilangan kepercayaan, kemerosotan pribadi.
·         Bagi orang yang dibohongi: mendapatkan gambaran yang salah dan dapat bertindak fatal bagi dirinya. Orang yang dibohongi dapat masuk ke dalam komunikasi dan relasi yang semu dengan yang membohonginya.
·         Bagi masyarakat luas: tindakan penipuan, rekayasa, dan manipulasi dapat merugikan bagi masyarakat luas.
DUSTA DAN KEBENARAN MENURUT KITAB SUCI
·         Dalam Kitab Suci, kebenaran tidak hanya berarti tidak berbohong, tetapi juga berarti mengambil bagian dalam kehidupan Allah. Allah adalah sumber kebenaran, karena Allah selalu berbuat sesuai dengan janji-Nya. Maka Allah berfirman: “jangan bersaksi dusta”.
·         Dengan kesaksian palsu, orang dicelakakan, karena ia dihukum secara tidak adil dan tata keadilan dijungkirbalikan. Sebetulnya masalahnya bukan ”bohong”, melainkan tidak adanya kepastian hukum yang dapat diandalkan. (Baca: Keluaran 23: 1-3.6-8).
1Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar.2 Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum.3Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya.
6 Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam perkaranya.7Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara dusta. Orang yang tidak bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh, sebab Aku tidak akan membenarkan orang yang bersalah. 8Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.

·         Dalam tradisi Gereja, firman Tuhan kedelapan itu sudah ditafsirkan secara luas. Kita dilarang untuk berbohong dalam segala bentuknya. Bagi Orang Kristen, mengatakan kebenaran adalah ungkapan cinta kasih. Jujur tidak hanya bicara sesuai dengan kenyataan, melainkan harus mengungkapkannya dalam semangat cintakasih. Maka kita tidak perlu mengungkapkan semua kebenaran dengan sejujur-jujurnya tanpa memikirkan perlunya, akibatnya, dan kewajarannya. Ada kalanya kebenaran tidak perlu disebut-sebut, karena bila disebut akan berdampak buruk. Diam atau menyimpan kebenaran tidak otomatis berdusta. Orang harus menggunakan lidahnya dengan bijaksana. (Matius 12: 36-37). Apalagi kalau kebenaran itu berhubungan dengan masalah rahasia jabatan (imam, dokter, advokat). Kebenaran tidak boleh diungkapkan kepada siapapuntanpa mempertimbangkan perlunya dan tanpa persetujuan orang yang bersangkutan.
·         Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, dikatakan bahwa Yesus adalah kebenaran. Dengan kebangkitan-Nya, Allah menyatakan bahwa Yesus adalah orang benar. Ia adalah pewahyuan dari Allah sendiri. Membela kebenaran berarti juga memperjuangkan kehendak Allah dan meneladani Yesus sang kebenaran sendiri.
 Evaluasi:
1.      Jelaskanlah bentuk-bentuk kebohongan!
2.      Jelaskanlah sebab-sebab kebohongan!
3.      Jelaskanlah akibat-akibat kebohongan!
4.      Jelaskanlah dusta dan kebohongan menurut Kitab Suci!










C.      Memperjuangkan Kejujuran

A.     Arti dan makna Kejujuran
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia ditulis, jujur berarti tidak curang dan tidak berbohong. Jujur juga kerap diartikan satunya kata dengan perbuatan.Apa yang ada di dalam hati sama dengan apa yang di katakan. Makna kejujuran dapat disebut antara lain:
Ø  Kejujuran dapat menjadi modal utama untuk perkembangan pribadi dan kemajuan kelompok. Orang yang jujur akan sanggupmenerima kenyataan pada diri sendiri, pada orang lain dan kelompok. Sikap ini dapat membawa banyak perkembangan pribadi dan kelompok.
Ø  Kejujuran menimbulkan kepercayaan yang menjadi landasan pergaulan dan hidup bersama! Tanpa kekujuran orang tidak dapat bergauldan hidup secara wajar.
Ø  Kejujuran dapat memecahkan banyak persoalan. Baik persoalan pribadi, kelompok, masyarakat maupun Negara.
B.      Bagaimana memperjuangkan kejujuran?
Ø  Kejujuran adalah suatu sikap yang tidak dapat dicapai dengan suatu program jangka pendek yang bersifat teknis operasional belaka.
Ø  Gerakan moral ini sungguh murni gerakan moral.
Ø  Gerakan moral jangan sekedar menjadi gerakan rohani, tetapi bermuara pada aksi untuk pembaharuan dan pembangunan masyarakat yang sejahtera dan adil.
Ø  Gerakan moral boleh saja diinspirasi dan diprakarsai dari atas tetapi sebaiknya mulai tumbuh dan menguat dalam basis-basis umat.
Ø  Pendekatan yang dipakai hendaklah bersifat proses yang komunikatif.
Ø  Gerakan moral harus mulai dari diri kita sendiri dan kelompok itu sendiri, jangan menunggu.

Evaluasi:
1.      Jelaskan arti dan makna kejujuran!
2.      Bagaimanacara memperjuangkan kejujuran?
3.      Mengapa kita perlu bersikap jujur dalam hidup? jelaskan!

D.     Memperjuangkan Perdamaian dan Persaudaran sejati

1.      Berbagai fakta pertikaian/konflik yang terjadi di tengah masyarakat:
a.      Pertikaian yang bernuansa balas dendam antara dua kampung yang terjadi di Timika, Papua.
b.      Pertikaianan yang bernuansa politik di elite politik level atas antara oknum polisi dan kejaksaan melawan petinggi KPU
c.       Pertikaian yang bernuansa hak intelektual dan hak cipta antara bangsa Indonesia dengan Malaysia, karena cukup banyak karya cipta bangsa Indonesia yang diklaim Malaysia
d.      Pertikaian politik dalam Pansus Skandal Bank century, dalam upaya membongkar skandal Bank Century yang menyebabkan Indonesia kecolongan sebesar 6,7milyar rupiah.
e.      Pertikaian yang terjadi di TanjungPriok antara warga dengan satpol PP dan polisi yang akan mengeksekusi tanah makam di kawasan tersebut.
2.      Alasan yang melatarbelakangi terjadinya konflik tersebut:
a.         Fanatisme sempit: sikap fanatik terhadap suatu keyakinan bukanlah sesuatu yang tidak baik. Justru diperlukan sikap tersebut di dalam menghayati sebuah keyakinan. Masalah muncul ketika sikap fanatik itu menjadi perwujudan dari semangat fanatisme yang sempit. Artinya, sikap fanatik yang dihayati tidak disertai dengan keterbukaan terhadap segala sesuatu yang ada di luar keyakinannya dan menganggap bahwa keyakinannyalah yang paling benar.
b.         Sikap arogan/angkuh. Selalu ada suku atau bangsa yang merasa diri kuat dan dapat bertindak secara sepihak dan sewenang-wenang.
c.          Keserakahan: banyak pertikaian dan perang berlatar-belakang ekonomi karena ingin merebut harta karun tertentu. Demi harta dan uang, orang dapat berbuat apa saja, termasuk perang.
d.         Merebut kemerdekaan dan mempertahankan hak. Kadang-kadang perang terpaksa dilakukan untuk merebut kemerdekaan dan mempertahankan hak.

3.      Apa akibatnya bila terjadi konflik antar warga?
a.            Kehancuran secara jasmani dan fisik: perang dapat menyebabkan banyak orang mati, sekian banyak sarana dan prasarana hancur dan sebagainya. Dalam setiap pertikaian dan peperangan selalu berlaku pepatah: “menang jadi arang, kalah jadi abu”.
b.            Kehancuran secara Rohani. Dalam perang dapat terjadi segala kejahatan terhadap kemanusiaan. Perang menyisakan trauma dan luka pemerkosaan terhadap martabat dan peradaban manusia. Perang dapat saja membawa akibat yang baik tetapi tidak sebanding dengan kehancuran yang diakibatkannya, apalagi di zaman modern ini.

4.      Mendalami kedamaian dalam Terang Kitab suci
1.      Perjanjian Lama
Kita suci Perjanjian Lama sering berbicara tentang shalom. Kata shalom berarti kesejahteraan pribadi dan masyarakat. Dalam hidup sehari-hari damai berarti sehat jasmani dan kesejahteraan keluarga.

2.      Ajaran Yesus tentang Damai
Yesus berkata: ”Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu” (Yoh. 14:27).Damai macam apakah yang ditinggalkan oleh Yesus?Damai yang diajarkan oleh Yesus membersihkan dunia ini dari segala macam kejahatan dan kedurhakaan.Damai itu benar-benar damai bagi mereka yang sejiwa dengan Yesus.Damai adalah suatu pencapaian kebenaran dan hasil perjuangan serta pergulatan batin.Damai bukan hanya tidak ada perang atau kekacauan.Lebih dari itu, damai berarti suatu rasa ketenangan hati karena orang memiliki hubungan yang bersih dengan Tuhan, sesama, dan dunia.Damai sejahtera yang menampakkan Kerajaan Allah.

3.      Ajaran Gereja tentang Perdamaian
Damai berarti situasi selamat sejahtera dalam diri manusia. Perdamaian adalah keadilan.Perdamaian adalah hasil tatanan masyarakat manusia yang haus akan keadilan yang lebih sempurna. Damai merupakan kesejahteraan tertinggi yang sangat diperlukan untuk perkembangan manusia dan lembaga-lembaga kemanusiaan.Dalam hal ini mengandaikan adanya tatanan sosial yang adil dan yang menjamin ketenangan serta keamanan hidup setiap orang.Setiap orang sadar atau tidak sadar mempunyai empat relasi dasar.Keempat relasi dasar itu ialah relasi denga Tuhan atau dunia atas, relasi dengan sesama, relasi dengan alam semesta dan relasi dengan diri sendiri.Harmoni di antara keempat relasi tersebut sangat menentukan situasi hidup manusia.Damai dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan alam semesta, dan dengan Tuhan merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan.

5.      Memperjuangkan perdamaian dan Persaudaraan Sejati
1.      Perjuangan Mahatma Ghandi
Mahatma Ghandi adalah seorang pemimpin moral dan spiritual yang pantas dicontoh. Ada dua mantra peninggalan Ghandi yang dapat menjadi pegangan para pemimpin di manapun, yang menekankan perjuangan tanpa kekerasan. Kedua mantra itu adalah ahimsa dan satya Graha. Ahimsa adalah falsafah pantang kekerasan yang ia kembangkan. Satyagraha adalah aksi perjuangan yang tidak memakai kekuasaan.

2.      Perjuangan Gereja untuk menegakkan Perdamaian dan Persaudaraan Sejati
·   Mempelajari dengan cermat ajaran Yesus, ajaran Gereja dan ajaran tokoh-tokoh perjuangan perdamaian seperti Ghandi tentang arti dan makna perdamaian.
·   Jadikanlah usaha menegakkan perdamaian dan persaudaran sejati ini suatu gerakan moral
·   Jadikanlah gerakan moral ini suatu gerakan mulai dari akar rumput
·   Mulailah dari diri dan golongan sendiri menghayati budaya damai dan persaudaraan sejati.

E.      Evaluasi:
1.      Sebut dan jelaskanlah alasan-alasan yang melatarbelakangi terjadinya konflik!
2.      Jelaskanlah akibat-akibat bila terjadi konflik!
3.      Jelaskanlah ajaran Kitab Suci, Yesus dan Gereja tentang perdamaian dan persaudaraan sejati
4.      Bagaimana perjuangan Mahatma Ghandi dalam menegakkan perdamaian di India? Jelaskanlah!

E.      Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis

A.     Tanah: manfaat tanah
1.      Tanah adalah sumber kehidupan
2.      Tanah adalah tempat tinggal
3.      Tanah adalah simbol persatuan


B.      Manfaat Flora
1.      Hutan membantu manusia untuk bernafas
2.      Hutan mengatur suhu udara
3.      Hutan mendatangkan Hujan
4.      Hutan menjadi Tempat Tinggal Margasatwa
5.      Hutan Menyimpan Air
6.      Hutan Melindungi Tanah

C.      Manfaat Fauna
1.      Manfaat fauna bagi manusia: sebagai sarana transportasi, sarana kerja maupun diambil dagingnya sebagai makanan.
2.      Manfaat Fauna bagi sesama Fauna: ada satu kerja sama yang rapi, misalnya: semut, burung parkit.
3.      Manfaat Fauna bagi Flora: membantu penyebarluasan tanaman tertentu. Misalnya: kelelawar, musang, tupai yang membuang kotorannya yang mengandung biji-bijian suatu tanaman yang dimakannya dapat membantu pertumbuhan dan penyebaran tersebut di tempat ia membuang kotoran.
4.      Manfaat Fauna bagi Tanah: Kotoran binatang dapat menjadi pupuk yang dapat menyuburkan tanah.

D.     Kitab Suci: Kejadian 1: 1-24
(1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. (3) Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. (4) Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. (5) Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. (6) Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." (7) Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. (8) Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. (9) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. (10) Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.(11) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. (12) Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 13) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. (14) Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, (15) dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi."Dan jadilah demikian. (16) Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. (17) Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, (18) dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (19) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. (20) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."(21) Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap.Allah melihat bahwa semuanya itu baik.(22) Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."(23) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.(24) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
Penjelasan: Kisah penciptaan yang penuh simbolik di atas hanya akan mengatakan dua pesan pokok berikut;
1.      Segala sesuatu berasal dari Allah, langsung atau tidak langsung. Sejalan dengan teori evolusi, kita harus mengatakan bahwa betapa ajaibnya dari unsur alam yang amat sederhana.
2.      Semua yang tercipta adalah baik.

E.      Evaluasi:
1.      Jelaskanlah manfat tanah, flora dan fauna bagi manusia!
2.      Apa pesan pokok yang mau disampaikan dalam kisah penciptaan dunia (Kejadian 1: 1-24)

Tidak ada komentar:

MATERI PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS XII: BAB V PERAN SERTA UMAT KATOLIK DALAM MEMBANGUN BANGSA INDONESIA

BAB V PERAN SERTA UMAT KATOLIK DALAM  MEMBANGUN BANGSA INDONESIA                A.    Situasi Negeri kita saat ini 1.       ...